Asal Usul tentang Puasa Muharram

Puasa adalah salah satu ibadah yang pahalanya dipuji dan dinilai langsung oleh Allah SWT dan juga satu-satunya jenis ibadah yang pahalanya bisa menjadi paling banyak atau paling sedikit sendiri dibandingkan ibadah yang lain. Itu karena Allah sendirilah yang akan menentukan tingkat pahalanya yaitu sesuai niat dan pelaksaanaan kita dalam melakukan ibadah puasa.

Hal tersebut sesuai dengan apa yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam sebuah Hadist berikut ini :

Artinya:

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Mengenal Puasa Sunnah

Jika kita tela’ah lebih lanjut tentang Puasa. Ibadah Puasa itu terbagi menjadi dua macam yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib hanya dilakukan pada saat Bulan Ramadhan tiba dan dinamakan Puasa Ramadhan. Sedangkan untuk puasa sunnah, kita dapat menjumpainya hampir di setiap hari di sepanjang tahun selain pada bulan Ramadhan tersebut.

Sebagaimana pula kedudukan shalat sunnah dan shalat wajib. Puasa sunnah juga tidak terlalu jauh fungsinya yaitu sebagai pelengkap dan penyempurna kegiatan puasa wajib kita. Selain itu juga puasa sunnah sebagai bentuk latihan dan pembentengan diri kita agar kita lebih bisa mengendalikan diri serta menjadi tambahan pahala untuk kita dengan niat yang benar hanya untuk Allah SWT.

Jika puasa wajib hanya ada satu yaitu Puasa Ramadhan, puasa sunnah mempunyai banyak sekali macam-macamnya. Contohnya saja ada puasa Daud, puasa Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, Puasa Muharram, dan banyak lagi yang lainnya. Dan untuk kali ini kita akan membahas tentang puasa Muharram baik itu tentang niat, keutamaan, fadilah, keutamaan, dan banyak lagi yang lainnya.

Mengenal Puasa Sunnah Muharram

Puasa Muharram adalah puasa sunnah yang dilakukan di bulan Muharram atau lebih tepatnya banyak yang melakukan puasa ini pada tanggal 9 dan 10 Muharram sesuai keutamaan yang ada pada tanggal tersebut, ada pula jika kita menambahkannya pada tanggal 11 Muharram maka akan lebih utama jadinya.

Berpuasa sunnah Muharram bisa kamu lakukan pada saat bulan Muharram tiba. Jadwal pelaksanaannya bisa kamu lakukan seperti berikut :

1. Dengan melakukan puasa sunnah Muharram ini 3 Hari, yaitu pada tanggal 9,10, dan 11 Muharram.

2. Berpuasa dua hari pada tanggal 9 dan 10 Muharram saja.

3. Berpuasa dua hari pada tanggal 10 dan 11 Muharram saja.

4. Yang terakhir adalah berpuasa hanya di tanggal 10 Muharram.

Tetapi menurut pendapat sebagian ulama, mereka memakruhkan puasa yang ini dikarenakan pelaksanaannya menyerupai orang-orang Yahudi dimana mereka juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram.

Fakta Menarik tentang Puasa Muharram

Ada sesuatu yang berbeda dan menarik dari Puasa Muharram. Yaitu dimana kita ketahui bahwa puasa menjadi sunnah biasanya karena puasa tersebut pernah dicontohkan Rasulullah. Dan jika kita melihat pendapat para Ulama bahwa definisi sunnah merupakan segala sesuatu yang pada asalnya dari Rasulullah Muhammad SAW dalam bentuk perkataan, perbuatan dan ketetapan.
Tetapi, untuk puasa 9 Muharram ini. Rasulullah Muhammad SAW tidak pernah mencontohkan kepada kita ummatnya berpuasa di bulan dan hari tersebut.
Lalu apakah puasa ini termasuk Bid’ah? Jelas tidak.
Karena sebenarnya puasa Muharram ini merupakan salah satu bentuk sunnah yang berasal dari ketetapan Nabi Muhammad menjelang Beliau meninggal namun belum sempat untuk dilakukan Sebagaimana yang tercantum dalam Hadist bahwa :
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam tiba di Madinah, maka beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa hari ‘Asyura. Beliau lalu bertanya kepada mereka: “Ada kegiatan apakah ini?”
Lalu mereka menjawab, “Ini merupakan hari yang baik. Pada hari ini Allah menyelamatkan kaum Bani Israil dari musuh-musuh mereka. Maka dari itulah Nabi Musa berpuasa pada hari ini.”
Mendengar hal itu Rasulullah shallallalhu ‘alaihi wa salam bersabda, “Saya lebih layak dengan nabi Musa dibandingkan kalian.” Maka beliau memulai untuk berpuasa ‘Asyura dan juga memerintahkan para shahabat untuk berpuasa ‘Asura.”(HR. Bukhari no. 2204 dan Muslim no. 1130)
Sebenarnya kaum musyrik Quraisy sendiri juga telah melaksanakan shaum ‘Asyura pada zaman jahiliyah. Mereka beranggapan bahwa hari tersebut merupakan hari yang agung sehingga untuk menghormati hari itu mereka melakukan penggantian kain Ka’bah (kiswah) pada hari tersebut.

Niat Puasa-puasa Sunnah di Bulan Muharram

Niat Puasa Tasu’a

Dibaca: Nawaitu shouma ghodin min yaumi tasuu’aa-in sunnatan liLlaahi ta’aalaa.
Artinya: Aku niat berpuasa sunnah esok hari di hari tasu’a karena Allah Ta’ala.
Apabila baru teringat untuk melaksanakan puasa tasu’a pada pagi harinya, maka lafazh “ghodin”-nya tidak perlu dibaca.

Niat Puasa Tasu’a 10 Muharram

Dibaca: Nawaitu shouma ghodin min yaumi ‘asyuuroo-a sunnatan liLlaahi ta’aalaa.
Artinya: Aku niat berpuasa sunnah esok hari di hari ‘asyuro’ karena Allah Ta’ala.

Niat Puasa Tasu’a 11 Muharram

Dibaca: Nawaitu shouma ghodin min yaumi ahada ‘asyara-al muharromu sunnatan liLlaahi Ta’aalaa.
Artinya: Aku niat berpuasa sunnah esok hari di hari kesebelas Muharram karena Allah Ta’aalaa.

Demikianlah ulasan tentang Puasa Muharram yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW sebagai salah satu cara kita dalam memperbanyak pahala puasa selain di Bulan Ramadhan.

Semoga kita semua dapat melaksanakan sunnah yang mulia ini. Kurang lebihnya mohon maaf, semoga bermanfaat.