(Hadits Dha’if) Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah

Kelemahan Hadits Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادضةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مَضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ

“Tidur orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amalnya dilipatgandakan, doanya mustajab, dan dosanya diampuni.”

Takhrij

Hadits ini diriwayatkan Imam Al Baihaqi dalam Asy Syu’ab (3778), Ibnu Syahin dalam At Targhib (142), Al Khallal dalam Al Majalis (40), dan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah pada biografi Kurz bin Wabarah Al Haritsi; Abdullah bin Abi Aufa Radhiyallahu ‘Anhu.

Derajat Hadits: Dha’if

Al Munawi mendha’ifkan hadits ini dalam Fadih Al Qadir (9293).

Al Baihaqi berkata tentang sanad hadits ini, “Ma’ruf bin Hassan dha’if dan Sulaiman bin Amr An Nakha’i lebih dha’if lagi dari Ma’ruf.”

Al Albani mendha’ifkan hadits ini dalam Dha’if Al Jami’ Ash Shaghir (12740).