Asbabun Nuzul Surah Al-Alaq 1-5 Beserta Penjelasan Ayatnya

Sebagai agama yang sempurna, islam sangat menjunjung tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan mewajibkan setiap umatnya untuk menuntut ilmu. Dengan ilmu pengetahuan, diharapkan setiap manusia bisa semakin paham dan menyadari akan kebesaran Allah swt yang telah menciptakan seluruh alam semesta ini.

Salah satu dalil yang mewajibkan kita untuk menunut ilmu antara lain adalah surah Al-Alaq ayat 1-5. Dalam artikel ini kita akan menjelaskan mengenai asbabun nuzul surat Al-Alaq ayat 1-5. Berikut ini adalah penjelasannya :

Asbabun Nuzul Surah Al-Alaq 1-5

Dalam hadist yang di riwayatkan oleh Aisyah r.a, ia berkata bahwa permulaan wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah saw adalah mimpi yang baik pada waktu tidur. Biasanya mimpi yang dilihat itu jelas, sebagaimana cuaca di pagi hari. Kemudian, timbulah pada diri beliau keinginan untuk meninggalkan keramaian. Untuk itu beliau pergi ke Gua Hira untuk berkhalwat. Beliau melakukannya beberapa hari. Khadijah sang istri beliau menyediakan beberapa perbekalan untuk beliau selama di Gua Hira.

Pada suatu ketika, datanglah malaikat jibril kepada beliau, malaikat itu berkata, “Iqra’ (bacalah)!” Beliau menjawab “Aku tidak pandai membaca.” Malaikat itu mendekap beliau sehingga beliau merasa kepayahan. Kemudian malaikat itu kembali berkata, “Bacalah!” Beliau menjawab lagi “Aku tidak bisa Membaca.” Setelah tiga kali Beliau menjawab seperti itu, malaikat membacakan surah Al-Alaq  1-5.

Setelah selesai membacakan kelima ayat tersebut, malaikat jibril pun menghilang. Tinggal lah  beliau seorang diri dengan perasaan takut. Beliau langsung segera pulang menemui istrinya, yakni Khadijah.

Beliau terlihat gugup sambil berkata, “Zammiluni, zammiluni (selimuti aku, selimuti aku).” Setelah hilang rasa takut dan dinginnya, Khadijah meminta beliau untuk menjelaskan kejadian yang Rasulullah saw alami. Setelah mendengar kisah yang dialami beliau, Khadijah berkata kepada Rasululluah saw, ” Demi Allah, Allah tidak akan mengecewakanmu selama-lamanya. Engkau adalah orang yang suka menghubungkan kasih sayang dan memikul yang berat.

Khadijah segera mengajak Rasulullah untuk menemui Waraqah bin Naufal, paman Khadijah. Dia adalah salah satu seorang pendeta nasrani yang sangat paham dengan kitab injil. Setelah bertemu dengannya, Khadijah meminta Rasulullah saw untuk menjelaskan kejadian yang sudah dialaminya tadi malam.

Setelah Rasulullah saw, selesai menjelaskan pengalamannya tadi malam, Waraqah berkata, “inilah sebuah utusan, sebagaimana Allah swt pernah mengutus Nabi Musa a.s. Semoga aku masih dikarunia hidup sampai saatnya engkau di usir dari kaum mu.”  Rasulullah saw pun bertanya, “Apakah mereka akan mengusir aku ?”  Waraqah menjawab, “Benar! belum pernah ada seorang nabi yang diberikan sebuah wahyu seperti engkau, yang tidak di musuhi orang. Apabila aku masih mendapati engkau, pasti aku akan menolong engkau sekuat-kuatnya.” (HR. Al-Bukhari, Bada’ ul Wahyi No.3)

Penjelasan Surah Al-Alaq 1-5

Ayat pertama, berisi perintah untuk belajar, menuntut ilmu. Perintah yang dimaksud dalam ayat ini bersifat umum, tidak tertuju pada ilmu tertentu saja. Dengan demikian, kewajiban untuk menuntut ilmu meliputi ilmu yang menyangkut ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah.

Ayat kedua, Allah swt menyatakan bahwa manusia adalah makluk yang diciptakan dari segumpal darah. Allah swt menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai sebaik-baiknya ciptaan (QS. At-Tin 95:4).

Ayat ketiga, terdapat dua pengertian pokok, yakni perintah untuk membaca sebagai penegasan Allah SWT yang Maha Mulia. Oleh karena itu islam mendidik umatnya agar menjadi umat yang pandai sehingga bisa memahami ayat-ayat qauliyah dan kauniyah.

Ayat keempat, Allah swt menjelaskan bahwa dia mengajarkan manusia dengan pena. Pena merupakan sebuah benda mati dan beku. Namun setelah digunakan oleh manusia bisa dipahami secara orang lain. Dengan pena maka manusia bisa mencatat segala ilmu pengetahuan.

Ayat kelima, Allah swt menjelaskan bahwa Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Manusia lahir kedunia ini dalam keadaan tidak diketahuinya. Manusia lahir ke dunia ini dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Kemudia Allah swt menganugrahkan pendengaran dan penglihatan agar memudahkan manusia untuk belajar dan menunut ilmu sebanyak-banyaknya.