Sesuatu yang Tak Perlu Diungkapkan

Apakah itu cinta? No! Big No! Cinta adalah sesuatu yang harus diungkapkan. Musti diukir dengan hati-hati dan bermartabat. Dan cinta bukan tentang picisan antara dua orang, atau sepotong bara rasa gula-gula. Cinta adalah sebongkah meskipun itu hanya tanah, namun ia bisa membawa dekat kepada Maha pembuat cinta.

Lalu apa yang tak perlu diungkapkan? Satu kata, namun itu bisa menjadi sebuah cermin bagaimana cara kita memanusiakan diri dan orang lain disekitar kita. Attitude. Sikap. Yaitu bagaimana sikap kita bertindak saat ada orang lain atau pun tidak ada orang lain. Sesepele apapun.

Ini bukan hal yang instan, namun harus dibasakan dan dilatih sejak dini. Seperti apakah attitude itu? Attitude sangat erat hubungannya dengan kepekaan kepada lingkungan. Sebagai contoh saat kita sedang berada di tempat umum dan kita sulit sekali mendapatkan tempat sampah. Padahal diwaktu yang sama, kita harus membuang bungkus makanan, atau bungkus permen. Kira-kira apa yang akan kita lakukan? Apakah langsung membuang begitu saja atau memilih untuk menyimpannya lebih dulu di tas kita dan membuangnya saat bertemu tempat sampah. Pilihan sikap kita akan menjadi nilai seperti apa attitude kita. Sepele, dan bisa jadi orang lain tidak peduli, namun ini merupakan cerminan kepribadian.

Contoh lain adalah, mengalihkan halangan yang ada di jalan seperti batu yang runcing atau pecahan beling. Bisa jadi orang yang akan lewat tidak mempedulikan siapa yang tadi membersihkan jalan, namun hal-hal kecil semacam ini merupakan salah satu cara untuk mengasah kepekaan kita terhadap sesama bahkan kepada orang yang tidak dikenal sekalipun.

Attitude membuat kita bisa menilai seperti apa diri kita tanpa harus memperhitungkan seperti apa nilai dari orang lain. Membuat orang lain aman dan nyaman tanpa harus orang lain tahu bahwa kitalah yang menjadi sebab nyamannya mereka.

Mereka yang attitudenya sudah terjaga dan terlatih dengan baik bisa dilihat dari seperti apa cara menghadapi masalah, apakah akan berapi-api dan meluap-luap, ataukah pelan-pelan dan bijaksana. Cerminan sikap yang sudah dilatih dengan baik akan sangat bisa dilihat dari seperti apa cara memandang masalah. Apakah dengan pikiran sempit ‘yang penting saya untung dan tidak rugi’ ataukah berpikir jauh kedepan dengan mengedepankan husnudzon atau berprasangka baik.

Tidak mudah memang, namun harus segera dibiasakan dan dilatih. Sekali lagi ini bahwa attitude bukan seperti apa orang lain memanusiakan kita, namun seperti apa diri kita memanusiakan diri kita sendiri. Menerapkan prinsip sebaik-baiknya manusia, yaitu yang bermanfaat untuk ummat.