Sahabat Itu Seleksi Alam

Pepatah lama mengatakan, “Jika kamu berteman dengan tukang besi, maka kamu akan terkena percikkan apinya. Jika kamu berteman dengan penjual parfum maka kamu akan kebagian wanginya.”

Ya, begitulah hidup. “Man yazra’ yanshud, siapa yang menanam dia yang akan memetik.” Jika ia memilih teman karena baik akhlaknya, maka ia akan mendapat kebaikkan. Begitu pula sebaliknya, jika ia memilih teman yang buruk akhlaknya, maka ia akan mendapat keburukkannya.

Ada yang mengatakan “Sahabat itu seleksi alam.” Namun, waktu lah yang akan menjawabnya. Siapa yang mendekat karena ingin bersahabat atau semata karena ingin mendapat manfaat.

Hidup ini adalah soal menambah. Menambah kenalan/kerabat baik yang selalu mengingatakan dalam kebaikkan, yang mendoakan walaupun jasad ini sudah terbungkus kain kafan. Atau menambah kerabat yang justru menjerumuskan kepada keburukan, yang tidak perduli ketika diri kita telah menjemput kematian.

Tidak ada paksaan dalam memilih kawan, kecuali mereka yang sekadar ikut-ikutan. Jadilah pribadi yang punya pendirian. Pilihan ada di tangan mu kawan!

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS 4:69)

Semoga persahabat yang kita bangun karena ketulusan semata. Persahabatan yang terikat tali persaudaraan dari Sang Kuasa. Surga Firdaus lah yang menjadi tujuan kita bersama.