4 Rahasia Orang Yahudi yang Membuat Mereka Sangat Cerdas

Rahasia Kecerdasan Yahudi – Di dalam al Qur’an, tertulis bahwa kebanyakan dari golongan Yahudi diberikan karunia berupa kepintaran akal.

Lantas timbul pertanyaan dibenak kita, Mengapa orang Yahudi pintar? Apakah mereka terlahir untuk pintar? Atau ada rahasia di belakangnya? Nah, tesis Dr. Stephen Carr Leon patut menjadi renungan kita bersama.

1. Persiapan Sebelum Melahirkan

Persiapan hamil orang yahudi
alrai.com

Di Israel, setelah mengetahui si ibu sedang hamil, si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama-sama.

Stephen Leon sungguh heran sebab temannya yang sedang hamil sering membawa buku matematika dan bertanya tentang beberapa soal yang tak bisa dikerjakan. Kebetulan Stephen Leon suka matematika.

Stephen Leon bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu yang dikandungan?”

Dia menjawab, “Iya, ini untuk anakku yang masih di kandungan, aku sedang melatih otaknya, semoga kelak ia menjadi jenius.” Hal ini membuat Stephen Leon tertarik untuk terus mengikuti perkembangan si jabang bayi.

Kembali ke matematika, tanpa adanya rasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan soal matematika sampai genap melahirkan. Hal lain yang Stephen perhatikan adalah tentang cara makan.

2. Pola Makan Orang Yahudi

pola makan orang yahudi
tropicanaslim.com

Sejak awal masa kehamilan orang Yahudi suka sekali memakan kacang badam dan kurma bersama susu. Ketika tengah hari makanan utama mereka adalah roti dan ikan tanpa kepala, bersama salad yang dikombinasikan dengan kacang almond dan beragam jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak jabang bayi dan kepala ikan mengandung suatu zat kimia yang tidak baik dan dapat merusak pertumbuhan otak anak di dalam kandungan.

Ini merupakan adat orang Yahudi ketika mengandung yang menjadi semacam kewajiban untuk calon ibu mengkonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka suka sekali makan ikan (hanya daging tanpa kepala atau fillet),” ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak akan dijumpai dalam satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak baik dimakan bersama. Salad dan kacang harus ada dalam menu makanan terutama kacang almond.

Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terkejut jika kamu diundang ke rumah Yahudi dan kamu akan dihidangkan buah-buahan terlebih dahulu.

Menurut mereka, dengan memakan hidangan karbohidrat (nasi atau roti) dahulu sebelum buah-buahan, ini akan menyebabkan rasa kantuk. Efeknya kita menjadi lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

3. Merokok adalah Hal Tabu

hal tabu bagi yahudi
kompas.com

Di Israel, merokok merupakan hal tabu, apabila kamu diundang makan di rumah orang Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh kamu keluar dan merokok di luar rumah mereka.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menyatakan bahwa nikotin dapat merusak sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan dari saintis gen dan DNA Israel.

Perhatian Stephen Leon berikutnya ialah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang almond, diikuti dengan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen Leon, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka bisa tiga bahasa, Hebrew, Inggris dan Arab.

4. Cara Belajar Orang Yahudi

cara belajar yahudi
lahiya.com

Musik

Sejak usia dini, mereka mengajari anak-anak untuk bermain biola dan piano. Bahkan ini merupakan suatu keharusan. Menurut mereka, bermain dan memahami musik itu bukan hanya sekadar untuk meningkatkan IQ saja. Hal inilah yang membuat anak-anak yahudi menjadi cerdas.

Menurut para ilmuan Yahudi, musik “upbeat” dapat merangsang kemampuan otak. Dan tidak heran, banyak sekali ahli musik yang lahir dari tanah Yahudi.

Matematika

Selanjutnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan belajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan.

Stephen Leon berkata, “Perbandingan dengan anak-anak di California, dalam tingkat IQ dapat saya katakan 6 tahun ke belakang.”

Olahraga

Semua pelajaran dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi, olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka.

Olahraga yang diutamakan adalah menembak, memanah dan lari. Menurut orang Yahudi, memanah dan menembak dapat melatih otak untuk fokus. Selain itu, menembak merupakan bagian dari persiapan untuk bela negara.

Sains

Perhatian Stephen selanjutnya adalah sekolah menengah atau SMA. Di sini murid-murid di gembleng pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka seringkali terlihat lucu dan memboroskan, akan tetapi akan diteliti dengan serius.

Apalagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang yang lebih tinggi.

Ekonomi

Satu lagi yang diberi perhatian adalah fakultas ekonomi. “Saya sungguh terkejut melihat mereka begitu agresif dan serius belajar ekonomi. Di akhir tahun di universitas, mahasiswa diwajibkan mengerjakan proyek. Mereka harus mempraktikkanya. Kamu hanya akan lulus apabila tim kamu (10 pelajar setiap kamu) memperoleh keuntungan sebanyak $US 1 juta!” ungkap Stephen Leon,

Kamu terkejut?

Itulah faktanya, lantas bagaimana dengan negeri kita? Apa yang menjadi syarat kelulusan?

Banyak yang hanya dengan mencapai nilai 60 saja, bahkan ada beberapa yang hanya cukup dengan nilai 55 saja, dan yang lebih miris tidak sedikit yang di katrol.

Praktik Kerja Lapangan hanya sekadarnya, tidak benar-benar memikirkan sebuah proyek yang berguna bagi umat. Setidaknya, ini yang harus kita renungkan dan perbaiki.

Kesimpulan dari teori Dr. Stephen Carr Leon adalah melahirkan anak yang cerdas adalah kewajiban. Tentunya bukan perkara yang dapat diselesaikan semalam. Perlu proses yang panjang untuk menerapkannya.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=en&id=14583&type=9#.VJpuCSugA