Perayaan Natal adalah Bid’ah dalam Agama Kristen

Hj Irena Handono, pakar Kristologi sekaligus pendiri Irena Centerer menyebutkan berbagai pendapat yang mengatakan bahwa perayaan Natal tidak sah dalam ajaran agama Kristen. Dalam terma Islam, hal ini disebut bid’ah.

Catholic Encyclopedia, edisi 1911, tentang Christmas : “Natal bukanlah upacara gereja yang pertama … melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus”

Dalam buku yang sama, tentang “Natal Day” dinyatakan sebagai berikut, “Di dalam kitab suci tidak ada seorang pun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”

Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan,“Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bibel juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”

Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944, menyatakan, “Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut…” (perjamuan Suci, yang termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus)…Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M. Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.”

Dalam buku ‘Yesus Of Nazareth: The Infancy Narratives’ yang dirilis pada 21 November 2012, Paus Benedictus XVI menuliskan, “Penanggalan Kristen salah!” dan lebih lanjut ia menuliskan, “Yesus tidak lahir pada 25 Desember.”

Lalu dasar pelaksanaan ibadah perayaan Natal yang dilakukan umat Kristen setiap tanggal 25 Desember itu apa? Jika pimpinan tertinggi agama Kristen sudah menyatakan, Yesus tidak lahir 25 Desember, lalu untuk apa lagi umat Kristen masih ngotot merayakan kelahiran tuhan nya pada tanggal 25 Desember dan malah mengajak Muslim untuk mengikutinya. Betapa rapuh nya agama Kristen ini.

Tak berselang lama dari apa yang dinyatakan oleh Paus Benedictus XVI, yakni tepatnya bulan Oktober 2013, Paus yang baru, Paus Fransis yang menggantikannya pun membuat kontroversi yang sama. Ia mengatakan bahwa “There is no Catholic God”….. Tidak ada Tuhan Katholik. Dan dimuat oleh Kompas.com tanggal 8 Oktober 2013, Paus mengatakan: “Saya percaya Tuhan, tapi bukan Tuhan Katholik”.

Kita tidak membahas tentang ‘Tuhan Katholik’ itu yang seperti apa, ini akan jadi pembahasan yang panjang. Tapi pernyataan Paus sebagai pimpinan tertinggi gereja, mengindikasi kuat bahwa sedang terjadi ‘guncangan hebat masalah konsep tuhan’ dalam dunia Kristen.

Nah, dari fakta-fakta ini. Apakah Muslim masih akan hadiri perayaan natal? Atau mengucap selamat natal? Dan mengatakan, ‘semua agama sama’? Pernyataan ini bukan bentuk toleransi, tapi kebodohan.