Pencitraan dalam Berdagang

Istilah pencitraan ternyata bukan hanya terjadi di panggung politik maupun di kalangan selebritis saja. Pencitraan juga bisa dilakukan oleh seorang pedagang yang ingin melariskan dagangannya. Pencitraan yang dimaksud adalah sengaja membaguskan tampilan contoh barang (display product), namun saat pembeli sepakat untuk membeli barang tersebut diganti atau dicampur dengan barang yang kualitasnya rendah. Tentu saja hal ini tidak benar. Rasulullah Saw telah memperingatkan kita dalam sebuah hadits, yaitu:

Dari Abu Hurairah ia berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya pun menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim no. 102)

Demikianlah peringatan bagi para pedagang supaya selalu jujur dengan pekerjaannya. Apabila barang yang dijual baik, maka katakan baik pada pelanggan. Jika barangnya buruk atau cacat, katakanlah sejujurnya supaya tidak terjadi penipuan seperti yang dimaksudkan Rasulullah Saw dalam hadits di atas.

Apalagi tindakan mencampur baur antara produk yang bagus dengan produk yang jelek, namun tetap dihargai sama dengan produk yang baik. Selisih keuntungan yang didapat tidaklah halal bagi si pedagang. Dengan berlaku curang, ia telah menipu pembeli dan menipu pembeli berarti menghilangkan kepercayaan pelanggan tersebut. Pelanggan yang kecewa pasti akan memberitahu temanyya supaya tidak datang ke toko kita. Jika pedagng mau jujur, maka sebenarnya ia akan mendatangkan lebih banyak pelanggan lagi dengan adanya testimoni dari para pelanggan yang puas.

Pun dengan pedagang online. Saat ini banyak pedagang yang menghalalkan segala cara untuk menggaet pelanggan. Terkadang, pedagang tidak mau repot-repot dengan urusan memotret barang dagangan namun hanya mengambil contoh dari internet. Akibatnya, bisa jadi antara barnag yang dikirimkan dengan yang berada di gambar jauh berbeda, baik dari segi kualitas bahan, warna, ukuran, dan lainnya. Hal ini akan membuat pelanggan merasa kecewa dengan transaksi jual beli yang semacam ini.

Oleh karena itu, sebagai pedagang yang jujur, alangkah baiknya pedagang tidak melakukan semacam pencitraan bagi dagangannya. Kuncinya adalah kejujuran. Jika barang yang dijual memang bagus dan sesuai dengan iklan yang Anda berikan, maka Anda akan mendapat kepercayaan dari pelanggan. Jangan berusaha mengelabuhi pelanggan dengan segala tipu daya. Jangan pula mengurangi timbangan serta menukar barang yang dijual dengan kualitas rendah, yang tidak sesuai dengan contoh yang ditunjukkan. Jika sampai kita menipu, apalagi pada orang yang uangnya pas-pasan, maka dosa kita bisa berlipat-lipat. Na’udzubillah.

Semoga setiap perniagaan kita menjadi berkah dan meraih keridhoan Allah Swt. Aamiin.