Nasihat Emas untuk Santri dan Da’i

Ingatlah… Orang-orang shalih terdahulu, mereka mengimani Al-Qur’an sebelum menghafalnya. Mereka belajar adab bertahun-tahun sebelum menuntut Ilmu.

Seorang harus bisa meningkatkan ‘life skill’nya.  Diantaranya adalah menguasai Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Komunikasi.

Karena kebanyakan da’i gagal dalam Dakwah disebabkan mereka belum bisa memahami kepribadian, kebutuhan dan kondisi masyarakat.

Selanjutnya adalah pelayanan. Karena mendidik adalah Pelayanan (khidmat).

Santri yang paling sukses bukanlah yang paling baik nilainya, bisa belajar ke Luar Negeri.

Namun sesungguhnya Santri Sukses itu adalah yang menjaga hafalannya, menjaga ilmunya, mengabdikan dirinya melayani Ummat, dan yang paling besar jasanya untuk Ummat: Membiayai Ummat, bukan yang mengambil biaya dari Ummat!

Ijazah hanyalah kertas-kertas biasa! Tak akan ada artinya jika tak ada Amal Terbaik untuk Islam!

Kita semua butuh Ilmu!  Kita semua butuh pula amal! Namun ingat: Adab sangat penting sebelum Ilmu!

Penghafal Al-Qur’an terbaik adalah ia yang selalu menjaga hafalannya sesibuk apapun dia dan dimanapun dia. Dialah Al-Hafizh (Penghafal) sesungguhnya.Begitu juga siapa yang hanya mengumpulkan hafalannya selama di Pesantren dan ketika ia keluar, hafalannya pun habis tak terjaga maka dia hanyalah Al-Jami’ (Pengumpul Hafalan).

Bagaimana mungkin kita bisa sukses mendakwahkan Kitabullah, kalau kita sendiri melupakannya!
Sama dengan bagaimana mungkin kita berharap Allah mencintai kita, sedangkan kita tak mencintai-Nya! Wal’iyaadzu Billaah.

Bersungguh-sungguhlah meminta dalam do’a kepada Allah agar hafalanmu tetap terjaga dan engkau bersungguh-sungguh mau menjaganya!

Astaghfirullaah…. Astaghfirullaah…. Astaghfirullaah…. Ya Allah, Ampunilah dosa-dosa dan rahmatilah kami dengan Al-Qur’an…  Allaahumma Aamiin..

Ustadz Bachtiar Nasir, Lc. MA.