Menghindari Konflik dalam Komunikasi Bermasalah

Pertanyaan yang kiranya agak ‘bodoh’ seandainya masih dipertanyakan oleh seorang manusia yang hidup di masyarakat, kecuali dia hidup menyendiri selama bertahun-tahun di dalam goa berteman gelap, kelelawar dan kelembaban yang tentunya dia tidak menjalankan fungsi komunikasi sepenuhnya.

Menyoroti masalah komunikasi hakikatnya kita telah memahaminya sejak kita terlahir di dunia ini, seperti ketika menangis dan merengek karena menginginkan sesuatu atau tidak mengiginkan sesuatu dan dalam kondisi kekinian alias di masa kita berada, yaitu manusia produktif tentunya kita telah banyak belajar dalam mengkomunikasikan sesuatu dengan cara yang lebih baik ketimbang menangis dan atau merengek, yaitu menggunakan bahasa yang seharusnya.

Selain bagaimana berkomunikasi seperti yang dijelaskan sebelumnya, tentunya kita harus memahami fungsi komunikasi sejatinya. Komunikasi digunakan untuk menyampaikan informasi yang umumnya informasi baik dan penting yang pelakunya bisa dua orang atau lebih yang saling terhubung secara langsung (face to face) atau melalui media komunikasi (telepon, SMS, chatting dll).

Komunikasi menjadi ‘komoditi’ penting dalam kehidupan bermasyarakat yang menuntut setiap orang bersosialisasi dengan banyak orang, dimana banyaknya hal yang ingin disampaikan dan tersampaikan demi menyukseskan tujuan dan niat pribadi ataupun kelompok.

Kalaulah maksud dan tujuan itu tidak disampaikan bisa saja menjadi salah arti dan berujung pada tidak tercapainya maksud dan tujuan sesungguhnya yang pada umunya berakibat fatal bagi keberlangsungan hubungan intrapersonal yang terlibat dalam komunikasi tersebut.

Dalam hal ini masalah yang sering terjadi dalam komunikasi  antara lain, seperti terjadinya gangguan personal(masalah pribadi) yang ada di dalam diri komunikan, sehingga sulit memberikan dan atau menerima informasi secara baik dan utuh juga maslah teknis yang berhubungan dengan media yang digunakan dalam berkomunikasi.

Kedua gangguan ini(personal dan teknis) akan sangat membuat informasi yang disampaikan dan diterima tidak dapat sepenuhnya maksimal sesuai dengan rencana komunikan yang pastinya akan berimplikasi pada pemanfaatan informasi tersebut, yang umumnya bersifat instruksional dan koordinasi entah dalam sebuah organisasi atau hanya dalam aktifitas pribadi.

Kita ambil contoh, ketika dua orang sahabat bertemu dalam kondisi salah satu dari keduanya sedang memiliki masalah pribadi.

Budi: Woy bro, kemana aje lo?

Andi: Mau tau aja dah, berisik.

Budi: Yeh gue pengen minjem motor nih.

Andi: Ngapain lo minjem motor gue, kaya ga ada yang lain aja.

Hal ini terjadi karena kesalahan komunikasi  dari kedua belah pihak, Budi yang bersikap  ‘main todong’ aja tanpa berfikir panjang dan kondisi emosional Andi yang belum diketahui oleh Budi sebelum menyampaikan maksudnya meminjam motor Budi, lain halnya jika kondisinya seperti ini

Budi: Woy bro, kemana aje lo?

Andi: Mau tau aja dah, berisik.

Budi: Wah kenapa nih, ada masalah sob?

Andi: Ehm..

Budi: Udah, cerita aja, ada apa sih?

Andi: Jadi gini, blalablalbala..

Budi: blablabla..

Singkat cerita setelah Andi mulai cair.

Andi: Makasih ya sob, insya Allah ngebantu, kayanya lu tadi buru-buru nyari gue, ada perlu apa?

Budi: Oke sama-sama, hehe. Ini, gue mau minjem motor lu buat beli perangkat bro.

Andi: Oh, nih pake aja.

Ya kira-kira begitu, dalam kondisi yang tidak kondusif komunikasi tidak akan berjalan lancar, niat dan tujuan tidak akan tersampaikan dengan baik dan akhirnya kenyataan yang diharapkan yang diinginkan pun tak kunjung datang.

Kondisi di atas hanyalah sepotong cuplikan komunikasi dua orang yang lingkupnya lebih kecil dari komunikasi  dengan banyak orang seperti dalam organisasi dimana akan semakin banyak emosi, perspektif, pemikiran dan tujuan yang belum tentu selalu sama.

Dari contoh kecil di atas kita bisa mengambil pelajaran bahwa akan ada beberapa kendala yang terjadi selama berkomunikasi yang harusnya kita tangani terlebih dahulu sebelum berkomunikasi agar semuanya berjalan baik sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Wallahua’lam

Oleh: Muhammad Luthfi Ramadhan, Bandung
Kammi IT Telkom

Facebook