Mengelola Umpan Balik, Menghadapi Pujian dan Kritikan dari Orang Lain

Umpan balik, feedback, ialah salah satu bagian menantang selama kita berinteraksi. Teramat mudah menyakiti orang dengan kritikan, tapi melontarkan pujian yang tidak tepat juga kadang tidak mempererat interaksi. Pujian sering membuat kita cepat berpuas diri, sementara kritikan dapat menghancurkan harga-diri dan mampu menggelincirkan kita dalam membuat keputusan yang tidak bijaksana.

Sebuah pertanyaan terbatas berupa, “Apa kamu temukan, yang baik dan yang buruk?” seringnya tidak menolong. Sebagai cara untuk mengambil pelajaran dari umpan balik, lebih baik sekiranya bertanya, “Apa yang dapat kulakukan terhadap kritikan ini?” Dengan kata lain, lihat apa yang bisa tetap seperti itu, dan bagian mana yang butuh perbaikan.

Ini bukan hanya tentang menetapkan apa yang tidak berhasil, tapi juga memutuskan apa yang penting dan bagaimana cara bereaksi. Model visual yang saya ajukan di bawah ini, dapat membantu Anda mengelompokkan umpan balik yang Anda terima. Dari situ, Anda pasti mampu lebih jelas menentukan rencana tindaklanjut.

Keterangan:

NASIHAT: “Saya pikir ini sudah bagus, tapi masih (tetap) butuh perubahan/perbaikan!”

KRITIK: “Saya pikir ini buruk dan harus diubah!”

SARAN: “Yach, saya anggap ini ndak bagus, tapi ndak-apa kok, saya masih bisa terima!”

PUJIAN: “Sip, bagus; pertahankan terus seperti ini, ya!”

Susunlah umpan balik yang Anda terima, seperti matrik di atas. Lalu ajukan ketiga pertanyaan ini:

  1. Nasihat apa yang ingin Anda tindaklanjuti?
  2. Kritik yang mana, butuh Anda selesaikan?
  3. Saran yang mana, dapat Anda abaikan?

Oh iya, sangat penting juga untuk bertanya jujur ke diri sendiri, “Faktanya, keberhasilan atau kegagalan apa, yang malah memasukkanku ke dalam keberuntungan lebih lanjut?”