Mengapa Syiah Sangat Dekat Dengan Yahudi Dan Kristen?

Di Indonesia kita perhatikan istri pentolan Syiah (Emilia Renita AZ) begitu gampangnya mengucapkan “haleluya” dan bergerilya dari gereja ke gereja untuk mempromosikan dirinya dan sektenya menjadi bagian dari aliansi kebathilan melawan kaum muslimin.

Sementara Hizbullah Syiah Lebanon melatih pasukan-pasukan khusus dari pemuda-pemuda Kristen untuk dikirim ke Suriah membantai umat Islam disana, sebagaimana dilansir alsouria.net, Jumat (29/05). Dan Israel tidak henti-hentinya mengirimkan senjata kepada milisi Hutsi untuk membantai rakyat Muslim Yaman dan mengkhianati pemerintahan terpilih.

Jika kita amati doktrin-doktrin sekte Syiah maka akan kita dapatkan banyak point persamaan dan kedekatan doktrin-doktrin syiah dengan doktrin-doktrin Yahudi dan  Kristen, antara lain:

  1. Ibnu Hazm mengatakan bahwa banyak persamaan pokok-pokok pemikiran Yahudi dan Syiah, seperti keyakinan mereka bahwa nabi Ilyas dan cucu nabi Harun sampai saat ini masih hidup. [Al-Fashl, 5/37].
  2. Terdapat banyak teks-teks suci syiah mengindikasikan dipengaruhi oleh ajaran yahudi, seperti hadis-hadis Syiah yang mengatakan bahwa para imam-imam Syiah dan Imam Mahdi akan memerintah dengan peraturan-peraturan dan perundangan-undangan nabi Daud dan nabi Sulaiman, bila mereka keluar kelak. [Ushul Al-Kafi, 1/460].
  3. Begitu juga dengan pedang keluarga nabi Daud yang akan dioperasikan oleh malaikat dalam rangka  mendukung pemerintahan Imam Mahdi Syiah pada akhir zaman untuk menyiksa arwah orang-orang kafir yang sudah meninggal dan memburon yang masih hidup. [Ushul Al-Kafi, 1/299].

Peran Abdullah bin Saba’ Al Yahudi dalam Membangun Pondasi Kesyiahan

Orang pertama yang mempromosikan keyakinan  perpindahan kekuasaan keagamaan dari nabi Muhammad ke Ali dan keluarga (wasiat), dan keyakinan bahwa orang-orang soleh dan imam-imam Syiah yang sudah mati akan kembali hidup ke dunia untuk kembali memerintah (Raj’ah), dan selanjutnya keyakinan-keyakinan yang dipromosikan yahudi Ibnu Saba’ ini menjadi doktrin-doktrin pokok dan pondasi utama agama Syiah, seperti yang juga diyakini oleh tokoh-tokoh utama generasi awal Syiah model Al-Qumi, An-Nubukhti, dan lain-lain.

Terkait peran Ibnu Saba’ Al Yahudi dalam membangun pondasi  ini, ulama-ulama Syiah juga ingin menutup aib asal-usul keyahudian mereka dengan cara bertaqiyyah dan pura-pura menyerang profil Ibnu Saba’ Al Yahudi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Ibnu Saba’ Al Yahudi untuk dijauhkan dari lingkaran Syiah.

Bahkan ada dari para imam Syiah yang menafikan sosok Ibnu Saba’ Al Yahudi yang dianggap figur fiktif buatan pihak-pihak anti Syiah. Model pengaburan sosok seperti ini juga dilakukan oleh kaum Kristen, dimana mereka berusaha menampilkan pahlawan salibis yang maha kejam yang bernama Vlad Tepes Draculea (1431-1476 M) atau lebih dikenal dengan Drakula yang menghabisi lebih dari 300 ribu nyawa kaum muslimin Eropa dengan cara-cara yang super kejam. Hal itu terjadi saat si Drakula berkhianat dan berontak dengan Imperium Islam Turki Otoman. Kaum Kristen yang sering mencitrakan agamanya sebagai agama kasih tidak ingin menampilkan Drakula sebagai pahlawan salibis, melainkan selalu menampilkannya sebagai penghisab darah anti salib dan musuh salib, persis seperti taqiyyahnya Syiah pada figur Ibnu Saba’ Al Yahudi

Namun sejarah mencatat bahwa Konsili Yahudi dan Gnosticisme yang menjadikan kaum muslim -pada masa Ali dan keluarganya- jadi musuh bersama dan mereka sepakat untuk tidak membuang-buang kesempatan emas untuk menanam bibit fitnah di dalam tubuh kaum muslimin yaitu dengan cara menyusupkan pemikiran Bin Sabak di dalam masyarakat Kufah-Irak dan kota-kota lainnya, khususnya konsep “wasiat” dan “raj’ah”. [DR.Ali Sami An-Nasyar].

Ali Diibaratkan Nabi Isa

Para perawi hadis-hadis Syiah senantiasa mengidentikkan Ali dengan nabi Isa, dari sisi bahwa kedua sosok tersebut sama-sama menjalani pengalaman yang sama berupa pengagungan yang berlebihan pada keduanya ataupun kebencian yang berlebihan kepada keduanya.

Perawi hadis Syiah meriwayatkan perkataan yang diklaim mereka berasal dari Ali yang mengatakan, “Saya datang menemui Rasulullah yang waktu itu sedang menghadapi tokoh-tokoh kaum Quraish, maka Rasulullah melihat saya dan berkata: ‘Wahai Ali, Anda dimata ummat ini persis seperti Isa bin Maryam dimata ummatnya, ada yang mengangungkannya secara berlebihan sehingga mereka binasa, dan ada juga yang membencinya secara berlebihan dan binasa, dan ada pula yang pertengahan dan mereka itulah yang selamat’.” [Bihar Al-Anwar, 9/151].

Mereka juga berusaha menampilkan Husein bin Ali bagaikan nabi Isa, mereka menampilkan kondisi Husein di Karbala model kristen yang menggambarkan Isa sebagai penebus dosa manusia!! Seperti yang diriwayatkan perawi Syiah Abu Ja’far yang mengatakan, “Tatkala Husein bin Ali sudah mencapai kemenangannya dan waktu itu mengawang-awang  berada diantara langit dan bumi, maka Allah memberinya dua pilihan: kemenangan atau pertemuan dengan Allah, maka Husein pun memilih bertemu dengan Allah.” [Ushul Al-Kafi, 1/538].

Jika nabi Isa memiliki mukjizat yang dapat menghidupkan orang mati dengan izin Allah, maka Syiah pemuja Ali juga punya riwayat-riwayat yang mengatakan Ali dapat menghidupkan orang mati dari suku Bani Makhzum. [Ushul Al-Kafi, 1/529].

Syiah juga mengklaim dalam periwayatannya bahwa Imam Mahdi juga menghidupkan yang mati, seperti menghidupkan seekor lembu milik perempuan fakir di daerah Mina, “Maka Imam Mahdi menempik si lembu dan menggerak-gerakkan tanduknya atau menendangnya maka si lembu -mati- itu pun terbangun kembali. Maka tatkala si perempuan -fakir- itu melihat lembunya kembali hidup, maka wanita itu menjerit histeris dan berkata: ‘demi tuhan ka’bah, ini adalah Isa Bin Maryam,.”.[Ushul Al-Kafi, 1/557].