Mengapa Syiah Begitu Akrab Dengan Non Muslim?

Masih ingatkan pemilu terakhir kemarin?

Di saat Ummat Islam dan partai-partai Islam bersatu dalam sebuah koalisi yang merekomendasikan untuk memilih presiden harapan ummat, maka syiahpun berkoalisi dengan partai-partai dan koalisi yang anti-Islam dan tempat berlindungnya para non muslim, liberal, sekuler, pendukung dolly, waria, raja-raja koruptor, dan bahkan PKI; untuk memilih calon presiden yang sudah diwanti-wanti oleh tokoh-tokoh Islam agar tidak dipilih memimpin rakyat Indonesia karena akan memberi dampak negatif buat mayoritas kaum muslimin, Islam dan NKRI.

Begitu juga jika kita lihat sikap Syiah di berbagai negara muslim lainnya yang senantiasa mesra dengan kelompok-kelompok non muslim dan senantiasa bersebarangan dengan kaum muslimin, seperti di Irak, Suriah, Mesir, Turki dan negara-negara muslim lainnya.

Apa kira-kira yang melatar belakangi Syiah sehingga senantiasa merelakan dirinya menjadi tunggangan semua pihak yang ingin menghancurkan Islam, memusuhi Islam dan berkesumat terhadap Islam dan kaum muslimin?

Bangsa Persia memerangi imperium Umawiyyah dengan bertameng syiah, dan kesumat bersarang di hati mereka kepada bangsa arab dan imperium muslim arab. Dan biasanya mereka senantiasa menipu korban-korbannya dengan menggunakan motto “cinta nabi” dan “cinta keluarga nabi” dalam rangka mewujudkan berbagai target-terget kotor mereka.

Syiah juga dijadikan pintu masuk untuk menyusupkan ajaran sesat nenek moyang mereka ke dalam agama Islam. Ajaran Yahudi disusupkan lewat syiah, seperti doktrin Syiah yang mengatakan bahwa orang-orang soleh yang berderajat tinggi akan kembali lagi hidup ke dunia setelah mati bertahun-bertahun untuk menyelesaikan tugas keagamaan dari Tuhan, atau biasanya disebut dengan doktrin “roj’ah-الرجعة”. Syiah juga dirasuki oleh doktrin Yahudi yang meyakini bahwa mereka -kalaupun masuk neraka- tidak akan berlama-lama di neraka.

(لن تمسنا النار إلا أياما معدودات.  آل عمران ٢٣)

Sementara materi ajaran kristen yang masuk ke dalam Syiah adalah ketika mereka menampilkan sifat-sifat para imam-imam Syiah model Isa Al-Masih. Sedangkan ajaran-ajaran agama Brahma dan agama Majusi dan ajaran-ajaran para filosof-filosof pagan yunani muncul di dalam droktin Syiah dalam bentuk ajaran reingkarnasi, merasuknya  tuhan ke dalam tubuh makhluk (tajsim-hulul).

  1. Zakaria Al-Nadaf dalam bukunya “Masail Al-‘Itiqad ‘inda Syiah 12” menukil pendapat DR. Alqifari yang mengatakan, “Siapapun yang mempelajari dan menelusuri ajaran sekte-sekte Syiah pasti akan menemukan didalamnya pengaruh ajaran bebagai agama yang berlawanan dengan ajaran Islam.”

“Pastinya Syiah banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran persia terkait kekuasaan dan pewarisan kekuasaan. Kemiripan doktrin-doktri agama Syiah dengan system kekuasaan persia sangat tampak jelas. Terbukti mayoritas warga persia (Iran dan sekitarnya) pemeluk agama syiah, dan para pemeluk agama Syiah generasi pertama berasal dari Persia. (Muhammad Abu Zahrah/Masail I’tiqad Inda Syiah)

Bukti-Bukti lain dari pengaruh agama Persia pada agama Syiaha adalah:

  1. Warga Syiah sangat mengangungkan Salman Al Farisi
  2. Persia mengobok-obok Islam dari dalam dengan cara menyebarkan akidah-akidah sesat [Ibnu Hazm Al-Maqrizy]
  3. Banyak kemiripan ide. Jika orang arab mengimani kekebasan dan kemerdekaan, maka orang persia mempercayai bahwa kekuasaan di dapat secara turun temurun. Sehingga 12 imam yang Syiah berasal dari satu keturunan.
  4. Sejarah juga telah membuktikan bahwa keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib tidak ada yang dinobatkan Syiah menjadi imam-imam mereka, namun keturunan Husen banyak yang menjadi imam-imam yang disakralkan oleh Syiah karena istrinya Husein adalah putri kandung dari raja Persia yang mereka agung-agungkan itu.
  5. Bukti lainnya bahwa Syiah bagian dari agama persia adalah kebencian super akut Syiah kepada Umar bin Khattab yang berhasil menaklukkan imperium persia dengan pasukannya, dan betapa cintanya kaum Syiah dengan Abu Lukluk si penyembah api warga Iran yang membunuh Umar bin Khattab. Semua yang pernah melancong ke kota Kashan-Iran, tepatnya di jalan Fairuzy di lapangan Fayruzy terdapat makam Abu Lukluk pembunuh umar yang mereka abadikan. Fairuz adalah nama asli Abu Lukluk dalam bahasa persia. Dan hari terbunuhnya Umar adalah hari raya super penting di dalam agama syiah, karena umar dan bala tentaranya yang membidani kejatuhan Imperium Adidaya Persia kala itu.

Bukti lain yang tidak terbantahkan bahwa doktrin persia begitu dalam masuk dalam agama Syiah adalah hadis-hadis palsu besukan Syiah yang mastikan bahwa Yazdegerd Raja Diraja Imperium Persia akan selamat dari api neraka dan “Allah menyelamatkannya dari siksa api neraka dan neraka diharamkan baginya” [Biharul Anwar, 14/41].

Selanjutnya Syiah juga memiliki riwayat-riwayat palsu yang begitu banyak mencela bangsa arab dan mengancam bangsa arab, seperti riwayat yang mengatakan bahwa Imam Mahdi kelak akan memerangi dan menghabisi bangsa arab, atau periwayatan palsu yang berbunyi, “berhati-hatilah terhadap bangsa arab, sebab ada nubuat buruk tentang mereka, dan kelak tidak ada satupun dari orang arab (muslim) yang akan keluar mengiringi Imam Mahdi”.

“اتق العرب، فإن لهم خبر سوء، أما أنه لم يخرج مع القائم منهم أحد”[الطوسي/الغيبة ٤٧٦]

Dan riwayat lainnya yang mengatakan, “tidak ada lagi yang perlu kita lakukan kepada bangsa arab (kaum muslimin) selain menyembelih mereka”.

“ما بقي بيننا وبين العرب إلا الذبح”[بحار الأنوار، ١٤/٤١]

Sehingga tidak aneh kalau Iran  senantiasa mengirim ribuan milisi-milisinya untuk menghabisi kaum muslimin di Irak dan Suriah dan mengirim senjata untuk Syiah Yaman buat membantai kaum muslimin disana.

Bukan hanya pada masa lalu, pada masa modern ini juga mereka senantiasa membulli bangsa arab dan menuduhnya terkebelakang serta mengkambinghitamkan bangsa arab terkait problematika internal Iran. Seperti, tulisan Mirza Hasan Al-Ha’iry Al-Ihqaqy yang mengatakan bahwa “kles yang terjadi antara dua bangsa besar Iran dan Barat adalah akibat dari invasi kaum muslimin dan perlakuan tidak senonoh yang diterima Barat dari arab-arab primitif yang tidak mengerti apa-apa tentang hakikat Islam yang agung, sehingga Barat sangat fobia dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan arab, fobia dengan syariat arab. Tabiatnya bangsa primitif yang kasar adalah tabiat pengerusakan dan penghancuran yang mereka lakukan di berbagai kota indah, di daerah-daerah yang sudah dibangun baik di Barat maupun di Timur, dan penyerangan-penyerangan para penyembah hawa nafsu itu terhadap kedua Imperium Persia dan Romawi…….”.[Al-Iman/323]

Bagi yang mau menelusuri teks-teks Syiah maka akan menemukan banyak indikasi pengaruh agama Persia dan pensakralan mereka kepada cahaya dan api yang mereka tuhankan. Misalnya, sebuah hadis palsu yang diriwayatkan oleh Abu Al-Hasan yang berbunyi:

” بينا رسول الله (صلى الله عليه وآله) جالس إذ دخل عليه ملك له أربعة وعشرون وجها فقال له رسول الله (صلى الله عليه وآله): حبيبي جبرائيل لم أرك في هذه الصورة فقال الملك: لست بجبرائيل أنا محمود بعثني الله عز وجل أن أزوج النور من النور قال: من ممن؟ قال: فاطمة من علي، فلما ولى الملك إذا بين كتفيه: محمد رسول الله علي وصيه، فقال رسول الله (صلى الله عليه وآله): منذ كم كتب هذه بين كتفيك؟ فقال: من قبل أن يخلق الله آدم باثنين وعشرين ألف عام ”

“Ketika Rasulullah sedang duduk-duduk, tiba-tiba seorang malaikat yang memiliki 24 wajah datang, maka Rasulullah pun menyapa, ‘kekasihku Jibrail, saya belum pernah melihat anda menjelma seperti ini’. Malaikat tersebut menjawab, ‘wahai Muhammad, saya bukanlah Jibrail, Allah mengutus saya secara khusus bertugas untuk menikahkan cahaya dengan cahaya’. Rasulullah bertanya, ‘siapa dengan siapa?’. ‘Fatimah dengan Ali’, jawab sang malaikat. Ketika sang malaikat membalik maka terlihat ada tulisan di pundaknya: ‘Muhammad Rasulullah dan Ali adalah penerima wasiatnya’. Melihat tulisan itu, Rasulullah bertanya, ‘sejak kapan itu tertulis di pundakmu?’. ‘sejak 22 ribu tahun sebelum Allah menciptakan Adam’.”.[Usul Al-Kafi, 1/383, Bab Kelahiran Az-Zahraa].

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pemikiran-pemikiran agama Persia sudah membumi di Irak sejak dahulu kala karena secara geografis memang berdekatan dengan Persia atau Iran sekarang. Dan mayoritas Syiah yang dulu mengaku-ngaku sebagai loyalis Ali mayoritasnya warga Irak. Sejak zaman kuno Irak adalah tempat munculnya berbagai agama dan sekte-sekte aneh, seperti Agama Mani, Agama Mazdak, Agama Bardaisan. Di Irak juga banyak pengikut kristen dan Yahudi sehingga warga Irak kala itu sering menemukan pemikiran-pemikiran bawa Allah dapat merasuk ke dalam tubuh manusia (Hulul). Semua itu melatarbelakangi mereka mensakralkan dan menuhankan Ali.

Sementara bangsa arab kala itu amat jauh dari berbagai pengaruh sekte-sekte sesat seperti teraebut diatas, kehidupan mereka juga masih sederhana, dan logika serta berfikirnya bangsa arab kala itu masih fitrah sehingga mereka tidak pernah berfikir untuk menobatkan sifat-sifat ketuhanan kepada nabi Muhammad, seperti yang sering diulang-ulang di dalam Al-Quran bahwa Muhammad hanyalah manusia biasa layaknya manusia-manusia lainnya, bedanya Muhammad diturunkan padanya wahyu dari Tuhan Yang Maha Esa [Al-Kahfi.110]