Membiasakan Menghitung Liabilitas

Menurut Wikipedia Liabilitas (bahasa Inggris: liability) adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas adalah kebalikan dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Istilah liabilitas diadopsi dari bahasa Inggris liability untuk menggantikan istilah sebelumnya, kewajiban. Kini kata kewajiban digunakan untuk merujuk pada istilah bahasa Inggris obligation.

Dalam menghitung keuangan pribadi jarang sekali seseorang untuk mengitung liabilitas. Atau pos-pos keuangan mana yang merupakan liabilitas. Atau tanpa sadar sudah menghitung liabilitas tapi tidak tahu apa itu kalau yang dihitung selama ini adalah liabilitas.

Untuk mengetahui liabilitas secara kasat mata bisa diketahui dari kewajiban yang dibayarkan rutin bulanan atau tahunan misalnya rekening air, listrik, dan Internet. Setelah mendata semua kewajiban, jangan lupa kalau liabilitas itu adalah kebalikan dari aset. Kalau aset memberikan kita pendapatan secara aktif maupun pasif, liabilitas mengharuskan kita membayar (keluar uang) secara aktif maupun pasif juga. Misalnya kendaraan bermotor selain harus membayar cicilan kredit setiap bulan, harus membayar bensin. Ditambah penyusutan dan biaya benkel (service, ganti oli, cuci motor, dsb)

Untung = Aset > Liabilitas

Di setiap akhir bulan banyak orang bertanya-tanya  “saya sudah mendata semua pengeluaran. Tetapi tetap saja saya tidak bisa menabung ? Malah, nilai hutangnya semakin naik” Jawabanya mungkin seperti ini “Mungkin liabilitas Anda lebih besar dari hasil aset Anda”. Memiliki aset dan mengetahui hasil yang diperoleh darinya masih belum cukup kalau tidak memiliki pengetahuan tentang liabilitas milik sendiri. Misalnya sudah membeli sebuah properti diperkirakan 5 tahun lagi nilainya naik 15%, tetapi pajak bumi bangun dan perawatannya 14% dari nilai jual 5 tahun kemudian. Ternyata untungnya sangat sedikit, cuma 1%. Maka biasakanlah menghitung nilai aset dan liabilitas mulai sedari sekarang sehingga bukan buntung melainkan untung dikemudian hari.

Mulailah membiasakan menghitung nilai aset dan nilai liabilitas barang-barang milik Anda. Membeli bukan berarti memiliki, memperhitungkan liabilitas suatu barang sebelum membeli sangat penting karena dapat membantu Anda menabung dan berinvestasi. Contoh cara mengelolanya adalah dengan latihan mendata 5 barang terlebih dahulu misalnya:

  1. Laptop
  2. Sepeda Motor
  3. Kulkas
  4. Handphone
  5. Modem

Lalu hitung dulu nilai liabilitasnya, minimal setiap bulannya :

  1. Laptop : listrik Rp 2500, penyusutan Rp 85.000, servis Rp 25.000 // total Rp 112.500
  2. Sepeda Motor : bensin Rp 150.000, servis-ganti Oli Rp 56.000 // total Rp 216.00
  3. Kulkas : listrik Rp 30.000
  4. Handphone : pulsa Rp 50.000
  5. Modem : pulsa Rp 100.000

Lalu dihitung seperti dibawah ini :

  1. Laptop : disewakan 3 hari / bulan @ Rp 25.000 // total Rp 75.000 :: rugi Rp 37.500
  2. Sepeda motor : ojek minimal Rp 15.000 / hari // total  Rp 450.000 :: untung Rp 234.000
  3. Kulkas : Jual es batu minimal Rp 2000/hari // total Rp 60.000 :: untung Rp 30.000
  4. Handphone : Jual Pulsa Rp 75.000 / bulan :: untung Rp 20.000
  5. Modem : re-Seller online, profit Rp 1.000.000 per bulan :: untung Rp 900.000

Dengan mengetahui tingkat income aset dan tingkat liabilitas pribadi, kebocoran pengeluaran bisa diminimalisir. Dan barang-barang Anda yang tampak biasa-biasa saja bisa dijadikan aset  menguntungkan, tidak hanya liabilitas yang memberikan beban setiap bulannya.

Oleh: Muhammad Arif Wirawan, Yogyakarta
FacebookTwitterPlurk