Membeli di Swalayan, Mengutang pada Teman

“Sama teman sendiri, nggak papa kan ngutang dulu…”

“Bayarin dulu ya, nanti aku ganti,”

“Aku ambil deh! Boleh nyicil 10 kali, kan?”

Subhanallah, tanpa terasa kita sudah akrab dengan kalimat-kalimat di atas. Bukan saja di sekitar kita, namun mungkin kita sendiri yang telah terbiasa mengucapkannya pada teman kita. Ketika teman kita berdagang, alangkah senangnya dia jika kita sebagai sahabat membeli dagangannya. Apalagi dalam jumlah besar. Namun, bagaimana jadinya jika kita sebagai teman malah ngutang sama teman kita, membayar dengan menyicil (bahkan jika tidak diingatkan berkali-kali kita “lupa terus” untuk membayar). Astaghfirullah.

Padahal, teman yang masih merintis usaha tentu modalnya sangat terbatas. Berbeda dengan toko atau swalayan besar yang sudah memiliki manajemen modal yang besar dan teratur. Bahkan, jika kita membeli di swalayan sangat tidak mungkin kita ngebon dulu. Kecuali kita pakai kartu kredit yang mengenakan bunga pada pinjaman kita.

Nah, sampai disini kita harus mulai merenungkan. Jangan-jangan kita masih enteng dalam ngutang barang dagangan teman tanpa ada kesadaran untuk segera membayar setelah ada uang dan malah membeli barang lain dengan uang yang harusnya dibayarkan pada teman kita tersebut? Jika memang demikian adanya, maka kita perlu waspada. Bisa jadi kita telah mendzolimi teman kita.

“Menunda-nunda (pembayaran hutang) bagi orang yang mampu adalah kedzaliman.” (HR Bukhari dan Muslim)

Mungkin saja teman kita kan bilang “Tidak apa-apa,” saat kita beralasan belum bisa membayar. Namun, jika kita peka maka sebelum ditagih pun harusanya kita sudah mengantisipasi untuk segera bayar saat ada uang. Jangan menunda hak orang lain demi kepentingan pribadi. Bukankan saat membayar di kasir swalayan Anda begitu ringan membuka dompet dan menyerahkan lembaran uang yang kita miliki? Lalu, mengapa untuk membayar dagangan teman kita masih ada kata nanti?

Jika masih belum memahami pentingnya untuk menunaikan hak dalam jual beli dengan teman, bayangkan saja Anda di posisi sang penjual. Pasti Anda juga berharap barang yang diutang segera dibayar supaya usaha kita tetap lancar? Kita pasti bingung mencari modal tambahan ketika “kredit macet” ini tidak hanya pada satu orang, namun beberapa teman yang punya tabiat sama yaitu tidak memprioritaskan pembayaran utang pada temannya. Tentu kita sangat berharap kalau bisa tanpa ditagihpun teman-teman kita segera sadar dan memberikan uang pembayaran.

Jika kita mengaku peduli dengan teman kita, bantulah ia dengan membeli barang dagangannya secara tunai. Jika terpaksa harus berhutang, maka tepatilah pembayaran saat jatuh tempo. Niscaya keberkahan dalam jual beli yang Anda lakukan akan semakin bertambah. Wallahua’lam.