Ketika Fethullah Gulen Tidak Punya Otoritas

Pasca kemenangan AKP dalam pemilihan lokal di Turki, salah satu pimpinan partai tersebut, yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Ahmet Davutoglu, dalam kunjungan ke Brussel memberikan komentarnya sebagai berikut:

“Mari kita lihat kenaikan suara partai oposisi CHP (Gulenis berkoalisi dengan partai sekuler, CHP dalam pemilu lokal kali ini). Apakah kenaikan 1,5-2 persen ini datang dari struktur pararel state (Gulen)?

Ada dua tesis yang memungkinkan:

Pertama, Cemaat (Gulen) tidak lagi memiliki suara fantastik seperti yang mereka selalu katakan. Atau (kedua), anggota Cemaat tidak lagi mengindahkan seruan pemimpinnya dan tetap memilih AKP?

Rakyat tidak hendak melindungi AKP saja, namun (kepentingan) politik Turki secara keseluruhan. Rakyat hendak mengamankan kotak suara dari pihak-pihak yang berkepentingan menggusur pemerintah, seperti yang pernah terjadi di 2007. “Kekuatan” itu sedang memainkan kepentingan tiga babak.

Namun mereka telah kalah dalam babak pertama. Target utamanya adalah mengeliminasi Erdogan dan AKP secara politik. Ini adalah keinginan struktur pararel. Banyak aktor internasional lainnya terlibat dalam permainan ini untuk tujuan yang sama.

Jika ini tentang korupsi, mengapa truk-truk bantuan di perbatasan Suriah dihentikan? Mengapa percakapan telpon yang tidak relevan juga dibocorkan? Mengapa percakapan Menlu juga dibocorkan? Banyak orang bertanya-tanya tentang hal ini?

Kami lakukan investigasi sesaat rekaman itu dibocorkan di Youtube, 27 Maret. Kami melihat tindakan ini dilakukan secara sistematis oleh tiga pihak, pertama, para pendukung Suriah, kelompok yang berafiliasi dengan parallel state dan mereka yang dekat dengan Iran.

Pemerintah sendiri sadar atas kritik. Kita sadar bahwa pemerintah tidak dapat secara total menghambat akses laman tersebut. Namun seperti halnya negara-negara lain, kita akan melindungi hak kedaulatan kami hingga titik akhir, termasuk penggunaan jalur peradilan.

Kita paham penggunaan cara seperti ini beresiko menjelang pemilu (citra buruk), namun pemerintah tidak peduli demi melindungi kepentingan rakyat. Para pejabat dari dua perusahaan itu (Twitter dan Youtube) biasanya mengabaikan telpon-telpon kami. Namun mereka kini datang menemui kita karena mereka sadar bahwa tuntutan kami serius.

AKP mendapat suara dari seluruh negeri. Anggap jika seandainya tidak AKP maka yang ada adalah partai-partai sektarian dan etnis. Karena itulah, sejatinya identitas partai-partai oposisi saat ini. Polarisasi hanya akan meningkat jika tidak ada AKP.”