Keutamaan dan Jumlah Rakaat Shalat Tahajud yang Dianjurkan

Jumlah rakaat shalat tahajud – Sebuah kenikmatan yang begitu indah iaalah apabila seorang hamba dapat merasakan bagaimana bermunajat kepada Allah di tengah malam khusunya saat 1/3 malam terakhir dengan cara melakukan shalat tahajud.

Shalat tahajud biasa disebut juga dengan shalat malam (qiyamul lail). Sebagian besar pakar fiqih berpendapat bahwa shalat tahajud merupakan shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari dan secara umum setelah bangun dari tidur.

Keutamaan Shalat Tahajud

Jumlah rakaat shalat tahajud atau shalat malam
Gambar via: plus.google.com

Shalat Tahajud ialah Sifat Orang Bertakwa dan Calon Penghuni Surga

Firman Allah:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16) كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18)
(QS. Adz Dzariyat: 15-18).

Mengenai ayat diatas Al Hasan Al Bashri berpendapat bahwa, “Mereka yang bersengaja mendirikan qiyamul lail (shalat tahajud). Pada malam hari, mereka hanya sedikit sekali tidur. Mereka menghidupkan malam sampai menjelang shubuh. Dan mereka juga membanyak beristighfar pada waktu sahur.

Shalat Tahajud ialah Sebaik-Baik Shalat Sunnah

Ibnu Rajab Al Hambali berpendapat bahwa, “Waktu tahajud di malam hari ialah sebaik-baik waktu untuk mendirikan shalat sunnah. Saat saat itu merupakan waktu seorang hamba untuk semakin dekat kepada Rabbnya. Waktu tersebut ialah saat dibukakannya pintu langit dan terkabulnya do’a. Saat itu ialah waktu untuk berdoa dengan berbagai macam hajat kepada Allah.”

Ibnu Rajab juag berkata, “Di sini ‘Amr bin Al ‘Ash membuat beda antara shalat tahajud dan shalat siang hari. Shalat tahjud lebih mudah dikerjakan dengan sembunyi-sembunyi dan lebih mudah untuk menuju pada keikhlasan.” Inilah alasannya sebagian besar ulama lebih menyukai shalat tahajud karena amalannya jarang untuk diketahui orang lain.

Jumlah Raka’at Shalat Tahajud yang Dianjurkan

jumlah rakaat shalat tahajud yang dianjurkan
Gambar via: artikel.masjidku.id

Jumlah raka’at shalat malam yang dianjurkan ialah tidak lebih dari 11 ataupun 13 raka’at. Dan inilah yang menjadi pilihan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ibunda ‘Aisyah mengatakan,

مَا كَانَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً ، يُصَلِّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثًا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah shalat malam di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari 11 raka’at. Beliau melakukan shalat empat raka’at, maka jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat empat raka’at lagi dan jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat tiga raka’at.”

Ibnu ‘Abbas mengatakan,

كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً . يَعْنِى بِاللَّيْلِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam 13 raka’at. ”

Bolehkah Menambahkan Raka’at Shalat Malam Lebih Dari 11 Raka’at?

menambah jumlah rakaat shalat tahajud
semua-tentang-agam-islam.blogspot.co.id

Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan,

وَلَا خِلَاف أَنَّهُ لَيْسَ فِي ذَلِكَ حَدّ لَا يُزَاد عَلَيْهِ وَلَا يَنْقُص مِنْهُ ، وَأَنَّ صَلَاة اللَّيْل مِنْ الطَّاعَات الَّتِي كُلَّمَا زَادَ فِيهَا زَادَ الْأَجْر ، وَإِنَّمَا الْخِلَاف فِي فِعْل النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا اِخْتَارَهُ لِنَفْسِهِ

“Tidak terdapat khilaf terkait batasan jumlah raka’at dalam shalat tahajud, tidak mengapa kalau ditambah maupun dikurangi. Alasannya, shalat malam merupakan buah dari ketaatan yang apabila seseorang menambahi jumlah raka’atnya maka bertambah juga pahalanya. Apabila dikerjakan seperti ini, maka hal itu hanya menyelisihi dengan yang dikerjakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyelisihi pilihan yang telah beliau pilih untuk dirinya sendiri.”

Kemudian bagaimana dengan hadits dari Ibunda ‘Aisyah,

مَا كَانَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah shalat malam di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari 11 raka’at. ”

Jawabannya ialah sebagai berikut ini:

Apabila ingin mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sudah semestinya juga mencocoki beliau tidak hanya jumlah raka’at shalat saja melainkan dengan tata cara shalatnya juga.

Sedangkan shalat yang paling baik, kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah,

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ طُولُ الْقُنُوت

“Shalat yang paling baik adalah yang paling lama berdirinya.”

Akan tetapi saat ini yang mengerjakan 11 raka’at demi mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengerjakan lama seperti yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam kerjakan. Padahal apabila kita ingin mengikuti jumlah raka’at yang dikerjakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah seharusnya lama shalatnya juga sama.

Pertanyaannya sekarang, manakah yang lebih baik? Mengerjakan shalat malam 11 raka’at selama 1 jam ataukah shalat malam 23 raka’at yang dikerjakan selama dua atau tiga jam?

Pilihan yang pertaman mendekati perbuatan Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam jika dilihat dari segi jumlah raka’at. Akan tetapi pilihan yang keduan jugamendekati ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari segi lamanya shalat. Manakah di antara kedua cara tersebut yang lebih baik?

Jawabannya adalah sudah tentu pilihan kedua yang shalatnya lebih lama dan jumlah raka’at yang lebih banyak. Alasannya, karena Allah memuji terhadap orang yang waktu malamnya dimanfaatkan  untuk shalat malam dan sedikit tidur.

Allah Ta’ala berfirman,

كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ

“Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.” (QS. Adz Dzariyat: 17)

وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

“Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” (QS. Al Insan: 26)

Oleh karena itu, sebagian besar ulama ada yang melaksanakan shalat malam hanya dengan 11 raka’at tapi dengan raka’at yang panjang dan ada juga yang melaksanakannya dengan 20 raka’at ataupun 36 raka’at. Ada juga yang kurang atau lebih dari kedua-duanya. Mereka bukan bermaksud untuk menyelisihi ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapu mereka meninginkan untuk mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan cara shalat malam thulul qunut atau berdiri yang lama.

Bahkan sebagian ulama mempunyai perkataan yang bagus yaitu, “Barangsiapa yang ingin memperpanjang berdiri dan membaca surat ketika shalat malam, maka ia boleh melakukannya dengan jumlah raka’at yang sedikit. Akan tetapi jika ia ingin waktu berdiri dan membaca surat yang sedang, hendaklah ia menambahi jumlah raka’atnya.”

Mengapa ulama bisa mengatakan hal yang demikian? Karena yang menjadi patokan mereka ialah lamanya waktu berdiri di hadapan Allah ketika mendirikan shalat tahajud.