Gegara Bawa Ember, Dosanya Allah al-Ghaffar Ampuni

Di antara hal yang bisa melunakkan hati yang keras adalah membaca al-Qur’an terlebih beserta memahami maknanya, dan juga membaca sunnah Nabi. Di antara hal sederhana yang mengharukan adalah cerita di Shahih al-Bukhari, hadits nomor 7019, riwayat Abdullah bin Umar, Rasulullah bercerita sejenak:

بَيْنَا أَنَا عَلَى بِئْرٍ أَنْزِعُ مِنْهَا إِذْ جَاءَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، فَأَخَذَ أَبُو بَكْرٍ الدَّلْوَ، فَنَزَعَ ذَنُوبًا أَوْ ذَنُوبَيْنِ، وَفِي نَزْعِهِ ضَعْفٌ، فَغَفَرَ اللَّهُ لَهُ

“Suatu kala, aku berada di suatu sumur sedang menarik ember. Tiba-tiba Abu Bakr dan Umar datang. Kemudian Abu Bakr menarik seember atau dua ember dan dalam tarikannya terlihat ada kelemahan. Maka Allah pun mengampuninya.”

Ya Rabb, indah sekali. Bayangkan wahai pembaca, hal yang teramat sederhana. Nabi sebagai presiden kala itu, menarik ember dari sumur. Juga sahabat beliau yang mulia, sayyiduna Abu Bakr, datang membantu menarik satu atau dua ember. Dan beliau menariknya dengan adanya kelemahan. Masya Allah. Dari lemahnya itu, Allah ampuni beliau. Allahul ghaffar!

Maka, mari kita renungkan. Untuk para bapak misalnya, ketika lemah dan capek mencari nafkah, atau bekerja, atau apalagi setelah mengajar muslim ilmu bermanfaat, dari kelemahan Anda itu, Allah ampuni. Allah melihat upaya siapapun. Dan Allah lebih lembut dari segala kelembutan ibu terhadap anak dijamak.

Lebih-lebih untuk para ibu, kelemahlembutan dan letihnya mereka berganjar pahala.

Lihatlah. Setelah mengetahui Abu Bakr melemah dan diampuni oleh Allah, maka seperti apa yang Nabi ceritakan:

ثُمَّ أَخَذَهَا عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ مِنْ يَدِ أَبِي بَكْرٍ، فَاسْتَحَالَتْ فِي يَدِهِ غَرْبًا، فَلَمْ أَرَ عَبْقَرِيًّا مِنَ النَّاسِ يَفْرِي فَرْيَهُ، حَتَّى ضَرَبَ النَّاسُ بِعَطَنٍ

“Kemudian Umar bin al-Khaththab mengambilnya dari tangan Abu Bakr. Tiba-tiba embernya berubah menjadi besar. Tidak pernah aku melihat seorang jenius yang beramal gigih seperti kegigihannya (yaitu Umar), sehingga orang banyak bisa minum dengan kenyang.”

Sayyiduna Umar, adalah seorang yang kuat fisiknya. Selain itu, kegigihan beliau memberikan banyak manfaat bagi kaum muslimin. Maka ayo bercontoh pada beliau, pada kegigihan beliau. Betapa banyak laki-laki bertubuh kekar, sebenarnya mental mereka di bawah standar kelelakian soal kegigihan. Laki-laki harus gigih, sampai ia bisa memberikan manfaat bagi banyak sekali muslim.

Selamat pagi buat rekan-rekan di sana yang membaca tulisan ini. Semoga Allah beri taufiq di amal dan pekerjaan kita.