Cara Membuat Rencana Hidup (Life Plan)

Untuk membuat rencana hidup (life plan), langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuat visi dan misi hidup.

Visi adalah tujuan yang terukur. Buat visi seumur hidup (misalnya sampai dengsn usia 60 tahun). Contohnya: menjadi pengusaha dengan omzet Rp 3 triliun atau menjadi pegawai dengan jabatan terakhir direktur utama. Sebaiknya visi hidup mencakup seluruh aspek karir, keluarga, keuangan, dan agama/sosial. Setelah itu, membuat misi hidup yaitu pedoman hidup yang dipegang teguh dalam mencapai visi hidup. Misi hidup berguna untuk membuat kita konsisten dengan visi hidup. Membuat hidup tidak plin-plan.

2. Langkah selanjutnya membuat peta kehidupan (life mapping)

Peta kehidupan berisi rencana hidup setiap tahunnya sampai dengan usia tertentu (misal 60 thn). Life mapping bersifat global tentang apa yang harus ditempuh setiap tahunnya untuk mencapai visi hidup. Jika ada tahun yang kosong biarkan saja, nanti akan terisi jika rencana sudah berjalan.

3. Membuat target peran yang dibuat setiap awal tahun.

Agar hidup seimbang maka buat target untuk setiap peran dalam hidup kita. Tanpa mencantumkan peran biasanya kita akan terjebak untuk menghabiskan waktu pada kegiatan utama saja dan lupa bahwa ada peran lain yang terbengkalai. Target setiap peran harus terukur.

Contoh: peran sebagai mahasiswa targetnya memperoleh IPK 3,7. Peran srbagai anak adalah mengirimkan uang ke orang tua Rp500 ribu per bulan.

4. LAKUKAN dengan konsisten menjadi langkah-langkah periodik

langkah-langkah periodik dilakukan secara bulanan, mingguan, dan harian yg mengacu pada target peran tahunan. Jangan hidup terlalu spontan, tapi sebaliknya jangan terlalu sibuk dengan satu peran saja. Insya Allah jika dilakukan konsisten, hidup kita akan maju beberapa langkah. Jangan putus asa jika rencana belum tercapai. Lakukan lagi dan lagi sambil berdoa. Jika gagal, di mata Allah kita sdh tercatat sebagai orang sukses. Sebab yang dilihat Allah adalah usaha, bukan hasilnya.

Sesungguhnya yang membedakan pemimpi dengan pemimpin adalah tindakan!

Jika peduli dengan keberhasilan diri Anda dan orang lain silakan tulisan ini di-share!

Ustadz Satria Hadi Lubis, MM.