Cara Cerdas Investasi Emas

Logam Mulia (LM) menjadi salah satu pilihan investasi yang memberikan return menjanjikan. Selain memiliki nilai yang stabil dari tahun ke tahun, harga emas juga cenderung naik. Ada beragam jenis investasi LM. Bagaimana memilihnya?

Logam mulia (LM) atau emas merupakan investasi klasik namun teruji memberi hasil yang baik. Kestabilan harga LM menjadi acuan banyak orang untuk menyimpan benda ini sebagai pilihan investasi masa depan. Dalam jangka panjang diharapkan nilainya akan terus meningkat. Kenaikan harga LM kerapkali merujuk pada kenaikan harga minyak dunia dan nilai tukar dolar AS. Walaupun kadang harga LM juga mengalami anomaly, misalnya saat nilai tukar AS melemah, harga LM justru naik.

Saat ini ada beberapa pilihan investasi di LM. Salah satunya yang dikenalkan dan cukup memperoleh respon positif adalah Dinar Islam. Dinar memiliki sejarah panjang sebagai sebagai alat tukar di beberapa Negara Islam. Dinar terbuat dari emas dengan takaran sekitar  4,25 gram dengan kadar emas 22 karat. Selain Dinar, dikenal pula Dirham, mata uang ini terbuat dari perak murni seberat 2.975 gram.

Namun sebelum berinvestasi di logam mulia ada baiknya investor memahami karakteristik investasi dan jenis. Ada tiga jenis yang saat ini bisa dipilih yakni emas lantakan (batangan), Dinar Islam, dan emas perhiasan. Ketiga jenis pilihan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan Dinar Islam  antara lain memiliki sifat unit account artinya mudah dijumlahkan dan dibagi. Misalnya kita memiliki 100 dinar, kemudian membutuhkan dana tunai senilai 10 dinar, maka tinggal mengambil 10 dinar saja, sisanya masih bisa disimpan. Dengan kelebihan tersebut, membuat Dinar Islam lebih liquid karena bisa diperjualbelikan senilai yang dibutuhkan.

Dari sisi nilai, Dinar mengikuti perkembangan harga emas dunia, hanya dikurangkan biaya administrasi dan penjualan sekitar 4% dari harga pasar. “Jadi kalau sepanjang tahun lalu Dinar Islam mengalami kenaikan 31%, maka setelah dipotong biaya 4 % tersebut hasil investasi kita masih sekitar 27%. Kelebihan lainnya, Dinar Islam mudah diperjual belikan ke sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran. Selain memiliki kelebihan, Dinar Islam pun memiliki kekurangan antara lain, di Indonesia masih dianggap perhiasan, sehingga penjual terkena PPN 10% (Sesuai KMK NOMOR 83/KMK.03/2002 bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2%). Kekurangan lainnya, ongkos cetak masih relatif tinggi yaitu berkisar antara 3% – 5 % dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan.

Sementara untuk LM lantakan, kelebihannya tidak terkena PPN , dan bila kita beli dalam unit 1 kiloan, tidak terkena biaya cetak, serta nilai jual kembali tinggi. Kelemahannya,  LM lantakan tidak fleksibel, jika kita membutuhkan dana misalnya senilai 10 gram, maka LM seberat 1 kg harus dijual semua. Bisa dijual semua sisanya dibelikan unit yang lebih kecil. Tapi untuk transaksi ini tentu memerlukan administrasi dan biaya penjualan, sehingga tidak praktis dan ekonomis. Kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, 10 gram maka biaya cetaknya akan cukup tinggi. Kekurangan lainnya, tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram, dia tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram-an. Pengguna yang akan menjual 100 gram tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram.

Adapun untuk LM perhiasan, kelebihannya selain bisa untuk investasi dapat pula untuk keperluan pemilik misalnya dipakai untuk perhiasan. Sayangnya, bila untuk investasi biaya produksi emas perhiasan ini tinggi, terkena PPN, dan tidak mudah diperjualbelikan ke sesame pengguna, karena kendala model dan ukuran.

Jadi Anda harus paham , tujuan investasi Anda untuk menentukan pilhan diantara ketiganya.

Oleh: Aris Mega, Manado
FacebookTwitterBlog