Bersikap Bijaksana Terhadap Anak

Anak adalah anugerah dari Allah SWT. Setiap hari kita bergaul dengan Anak yang tinggal satu atap dengan kita. Kita mengajarkan kepada anak untuk berbuat baik. Kita juga berusaha untuk menunjukkan akhlak baik pada orang lain. Namun, kita sering lupa untuk berbuat baik terhadap anak-anak kita. Kita bersikap seenaknya kepada anak, dan tidak menghiraukan perasaan anak.

Sering kita seenaknya saja berbicara pada mereka, memerintah dan membentak anak jika melakukan kesalahan sedikit saja. Kita merasa anak bisa diperlakukan seenaknya saja karena dia berada dibawah kuasa kita. Padahal, Rasulullah Saw telah mengajarkan kita untuk bermuamalah yang baik kepada siapa saja, termasuk kepada anak-anak kita.

Apa saja sikap bijaksana terhadap anak yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw? Simak dalam ulasan berikut ini.

Tidak Berbohong

Berbohong tetaplah berbohong, meskipun kita berbohong pada anak. Orangtua yang cuek akan meggunakan kalimat bohong untuk meredam kemarahan atau tangisan anak. Misalnya ketika ada penjual mainn yang lewat di depan rumah, sang ibu memilih untuk berbohong, “Itu jelek, besok ibu belikan yang bagus di toko,”

Padahal, esoknya sang Ibu tak kunjung membelikannya mainan. Kebohongan kecil ini akan membuat anak merasa sedih dan menganggap perbuatan bohong adalah hal yang lumrah saja untuk dilakukan. Maukah Anda memiliki anak yang pandai berbohong? Ingat, anak adalah peniru yang ulung.

Bersikap Adil

Islam mengajarkan umatnya untuk adil pada siapapun. Dalam mendidik anak, hendaknya kita berbuat adil. Adil dalam memperlakukan anak, adil dalam memberikan kasih sayang, adil dalam menghukum, dan sebagainya.

Apalagi jika anak kita lebih dari satu, maka sikap adil ini perlu diperhatikan oleh para orang tua. Jangan terlalu melebihkan seorang anak diatas yang lain, karena akan menimbulkan kecemburuan pada anak-anak. Jika yang satu diberi hadiah, maka yang lain juga harus diberi. Istilahnya jangan pilih kasih.

Memberi Penghargaan Pada Anak

Ketika anak berhasil mencapai sebuah prestasi sekecil, berikan penghargaan bagi anak shingga anak termotivasi untuk melakukannya lebih baik lagi. Sertakan kalimat Masya Allah supaya anak merasa bangga dengan pujian yang dilontarkan oleh orangtuanya.

Tidak Menghina Anak

Saat orangtua marah kepada anaknya karena anak rewel maupun bandel, tak jarang orangtua menghina anak dengan ungkapan-ungkapan yang buruk. Padahal, hinaan yang dilontarkan oleh orang tua akan membekas di benak anak sehingga anak merasa minder dan sakit hati atas celaan. Aplagi celaan itu datangnya dari orangtuanya sendiri.

Oleh karena itu, hindarilah menghina anak dengan celaan yang buruk. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Barangsiapa tidak menyayangi, maka tidak disayangi“. (HR. Bukhari)

Tidak Mengingkari Janji

Jangan pernah menjanjikan sesuatu kepada anak jika tidak bisa menepatinya. Orangtua seringkali “menggombal” akan memberikan ini dan itu pada anak, namun kenyataannya tidak mereka penuhi. Bukan karena tidak mampu saja, namun lebih kepada lupa atau menganggapnya sebagai gurauan belaka.

Al-Imam Abu Dawud rahimahullahu telah meriwayatkan hadits dari shahabat Abdullah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhuma dia berkata: “Pada suatu hari ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di tengah-tengah kami, (tiba-tiba) ibuku memanggilku dengan mengatakan: ‘Hai kemari, aku akan beri kamu sesuatu!’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada ibuku: ‘Apa yang akan kamu berikan kepadanya?’ Ibuku menjawab: ‘Kurma.’ Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Ketahuilah, seandainya kamu tidak memberinya sesuatu maka ditulis bagimu kedustaan.” (HR. Abu Dawud bab At-Tasydid fil Kadzib no. 498, lihat Ash-Shahihah no. 748)

Tidak Membanding-bandingkan Anak

Pola pikir anak yang belum matang berbeda dengan pola pikir orang dewasa. Jika orang dewasa dibanding-bandingkan dengan orang lain atas kesuksesannya, maka mereka akan lebih terpacu semangatnya untuk mengejar prestasi. Berbeda dengan anak-anak, jika anak dibanding-bandingkan, baik dengen saudar kandungnya maupun dengan anak lain, maka dia akan merasa minder.

Alih-alih membandingkan, pahamkanlah anak terhadap permasalahan yang dimilikinya dan berikanlah solusi. Membanding-bandingkan anak hanya akan membuatnya merasa rendah diri dan merasa terhina.

Untuk itu, selalu jaga perasaan anak-anak kita supaya dia tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan kuat. Berikan kasih sayang yang penuh dan bersikap adillah pada mereka. Niscaya, anak akan tumbuh dengan baik dan menjadi pribadi yang shalih.