Bekerja Sebagai Ibadah

Bekerja adalah mengeluarkan tenaga untuk melakukan sesuatu dengan tujuan memeroleh ganjaran atau upah. Bekerja dalam islam sangat mulia kedudukannya, bahkan disejajarkan dengan jihad di jalan Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dari pandangan Rasulullah terhadap seseorang yang giat bekerja.

Diriwayatkan, beberapa orang sahabat melihat seorang pemuda kuat yang rajin bekerja. Mereka pun berkata mengomentari pemuda tersebut, “Andai saja ini (rajin dan giat) dilakukan untuk jihad di jalan Allah.” Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Salam segera menyela mereka dengan sabdanya, “Janganlan kamu berkata seperti itu. Jika ia bekerja untuk menafkahi anak-anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk menafkahi kedua orang-tuanya yang sudah tua, maka ia di jalan Allah. Dan jika ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, maka ia pun di jalan Allah. Namun jika ia bekerja dalam rangka riya atau berbangga diri, maka ia di jalan setan.” (HR Thabrani, dinilai shahih oleh Al Albani)

Bekerja dapat dikategorikan sebagai ibadah apabila kita mendahuluinya dengan niat yang kuat untuk kemaslahatan. Kerja yang dinilai ibadah dapat dilihat dari tujuanya:

1. Bekerja untuk diri sendiri. Bekerja untuk menjaga kehormatan diri supaya tidak meminta-minta kepada orang lain. Jika kita bekerja untuk mencukupi kebutuhan diri (supaya mandiri), maka kerja kita termasuk sebagai ibadah di sisi Allah.

2. Bekerja untuk keluarga. Bagi seseorang yang bekerja keras untu menghidupi keluarganya, maka ia termasuk berada di jalan Allah SWT, seperti yang disinggung Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Salam dalam hadits di atas. Maka, kesungguhan Anda dalam bekerja dinilai sangatlah penting agar kebutuhnan keluarga tercukupi dan demi kemakmuran keluarga.

3. Bekerja untuk masyarakat. Setelah berkontribusi untuk diri sendiri dan keluarga, tingkatan bekerja selanjutnya adalah bekerja untuk melayani masyarakat. Apa yang dia kerjakan, akan membawa manfaat bagi masyarakat. Hakikatnya, kita bekerja untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, bekerja sebaik-baiknya untuk masyarakat dapat dinilai sebagai ibadah.

4. Bekerja untuk memakmurkan bumi Allah SWT. Banyak orang yang sudah mendapatkan kesejahteraan dan kemakmuran setelah beerja keras. Baginya, uang mudah saja didapatkan. Lantas, apa dia akan berhenti bekerja? Orang mukmin pasti tidak ada pikiran untuk berhenti bekerja hanya karena sudah punya harta berlimpah. Orang mukmin akan tetap berpikir bagaimana caranya untuk bekerja, agar dirinya bisa bermanfaat bagi orang lain dan bagi kemakmuran bumi Allah. Oleh karena itu, pekerjaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memakmurkan bumi Allah akan senantiasa diberkahi dan bernilai ibadah.

Lalu, bagaimana cara bekerja yang dapat dinilai sebagai ibadah di sisi Allah SWT?

  • Niat bekerja karena Allah SWT
  • Bekerja berlandaskan keimanan dan ketaqwaan
  • Tidak meninggalkan ibadah yag wajib
  • Jenis pekerjaannya halal dan tidak ada unsur kemaksiatan
  • Profesional dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan
  • Ikhlas dalam bekerja

Demikian pemaparan mengenai pekerjaan yang bernilai ibadah. Semoga apa yang kita kerjakan hari ini mendapat pahala di sisi Allah SWT.