Ada Apa Dengan Save Maryam?

Belakangan ini banyak beredar social movement campaign bertajuk Save Maryam. Ada begitu banyak komentar-komentar mengenai kampanye ini. Marak di berbagai situs jejaring sosial yang membicarakan tentang ini, baik yang pro maupun kontra. Masing-masing saling memegang bukti tentang gerakan ini.

Ramai pula yang mencoba mencari informasi lebih jauh tentang hal ini. Bahkan, salah seorang ustadz yang juga sekaligus penulis ternama di negeri ini, ustadz Salim A Fillah, yang sedang berkunjung ke London dalam rangka membangun syiar Islam di sana juga turut mencari tahu tentang gerakan ini yang juga berpusat di London.

Banyak pihak yang menganggap janggal gerakan ini lantaran ada begitu banyak data-data yang tampil dalam video kampanye mereka yang patut dipertanyakan. Ada yang dengan lantang mengatakan bahwa Save Maryam adalah scam, tipu-tipu, ada juga yang mengatakan bahwa mereka benar lantaran nama Tawfique Chowdhury yang berada di balik layar gerakan ini merupakan salah satu dai yang memiliki nama, juga tentang organisasi Mercy Mission World yang cukup mempunyai nama di beberapa negara, termasuk dai-dai yang juga ikut andil dalam Mercy Mission World. Ada yang lebih memilih untuk menunggu informasi yang lebih jelas tentang ini karena meyakini bahwa Save Maryam adalah gerakan yang bertujuan untuk membangun awareness ditambah dengan nama-nama yang berada dibalik proyek ini, namun menganggap bahwa cara yang digunakan masih kurang tepat.

Ada salah satu jurnal yang ditulis oleh seorang blogger di Multiply bernama Iwan Yuliyanto. Ia menuliskan beberapa kejanggalan yang ada dalam kampanye Save Maryam, juga mengungkapkan kekecewaan terhadap pihak-pihak yang ikut andil dalam menyebarkan kampanye yang menurutnya kurang bertanggungjawab, baik secara data dan transparasi dana yang dikelola oleh si pembuat kampanye.

Pada tanggal 5 Maret 2012 yang lalu sebuah organisasi nirlaba: The Invisible Children Inc. meng-upload sebuah video berdurasi 30 menit ke Youtube yang bercerita mengenai Joseph Kony, seorang pemimpin pasukan pemberontak di Uganda: Lord’s Resistance Army (LRA). Link video: KONY 2012 I dan KONY 2012 II

Dalam waktu seminggu sudah ditonton oleh sekitar 80 juta orang dari seluruh dunia, ini membuatnya menjadi video viral dengan pertumbuhan tercepat sepanjang masa. Dalam narasinya, Jason Russel (pembuat film) mengatakan kalau kampanyenya memiliki tujuan untuk menekan pemerintah internasional agar menangkap Joseph Kony yang merekrut paksa anak-anak di Uganda menjadi tentara pendukungnya yang disebut Tentara Perlawanan Tuhan.

Video ini begitu menyebar dengan cepat, karena mengandung cerita yang emosional, mudah dipahami pesannya, di akhir video terdapat step-by-step yang begitu sederhana mengenai apa yang dapat pemirsa lakukan untuk mulai bertindak sekarang. Selain itu juga melibatkan taste makersseperti musisi, artis, pembawa acara televisi, pengusaha, pejabat yang memiliki “suara yang kuat” dalam mengambil kebijakan negara. Dengan nama-nama besar dibelakang gerakan ini, tentunya tidak sulit untuk membuatnya menjadi viral saat itu. Dukungan donasipun mengalir dengan derasnya.

Invisible Children membuat seluruh gerakan ini fokus untuk menghasilkan dampak yang besar. Mereka juga mengajak seluruh pendukung Kony 2012 untuk menutup jalanan dengan poster, spanduk, atau apapun yang mereka bisa untuk menunjukkan dukungan. Awalnya semuanya tampak begitu meyakinkan. Hingga suatu saat, kebohongan gerakan ini tercium. Mashable adalah salah satu media pertama yang mempertanyakan gerakan ini. Lewat artikelnya “Kony 2012: Is the Viral Campaign A Scam?”, mereka membahas pendapat yang berasal dari sebuah blog: Visible Children. Blog ini mendedikasikan dirinya untuk membahas temuan-temuan janggal seputar Kony 2012 dan organisasi Invisible Children. Media senang dengan kontroversi, sehingga berita seputar kontroversi ini lalu membesar dan masuk ke media mainstream. Yang pada akhirnya semakin terkuaklah kebohongan misi gerakan ini. Pembuat video itu pun kemudian tertangkap. Ia terbukti telah menyalahgunakan donasi yang terkumpul dari seluruh dunia.

Skandal KONY 2012 belum lama berlalu, namun campaign type-nya telah menginspirasi sebuah proyek yang baru saja dilahirkan dengan menjual cerita bombastis guna “mempengaruhi” para penduduk dunia.

Proyek apakah itu? Silakan simak baik-baik jurnal ini sampai selesai.

Ada sebuah lembaga karitas bernama Mercy Mission World (MMW) yang mengorganisir proyek bernama “Save Maryam”. Pada tanggal 21 Juli 2012, mereka mengupload dan menyebarkan video dengan judul “Save Maryam” ke Youtube dan mengajak semua orang di seluruh dunia peduli terhadap masalah pemurtadan di Indonesia dan mengajak mereka memberikan donasi kepada lembaga tersebut. Mereka menggunakan sistem viral melalui internet dengan harapan dapat mengumpulkan donasi total yang berjumlah US$ 2,000,000 (USD 2 Juta). Lembaga ini beralamat di: P.O. Box 18776, London, E6 3AE, United Kingdom.

Mereka menamakan proyek ini “Save Maryam”, sebagai simbol penyelamatan seorang Maryam (Islam) agar tidak menjadi Mary / Maria (Kristen). Detailnya, silakan menyimak video di bawah ini.

Dalam videonya, menurut “Save Maryam”:

  1. Setiap tahun ada 2 juta Muslim di Indonesia pindah agama, masuk Kristen.
  2. Di tahun 2035, Indonesia akan tidak lagi menjadi negara berpopulasi Muslim terbesar dunia, jika kristenisasi yang massif sukses tak terbendung.
  3. Atas kedua poin di atas, mereka mempunyai program-program yang akan dilaksanakan di Indonesia untuk mencegah gelombang besar pemurtadan. Untuk itu mereka membutuhkan dana yang cukup besar.

Tampaknya campaign type video KONY 2012 adalah sebuah cara baru dalam mengumpulkan uang dari seluruh dunia. Sepertinya ini kemudian di adopsi oleh proyek Save Maryam yang mengeksploitasi Indonesia dengan menciptakan video yang bombastis dan memakai fakta-fakta dan angka-angka yang dimanipulasi dengan tujuan untuk memenuhi ambisi mereka mendapatkan sumbangan sebesar USD 2 Juta.

Setelah melihat video yang berisi ketidak-jujuran tersebut rasanya saya pengen marah sekali, apalagi melihat begitu banyak yang ikut-ikutan membantu menyebarkannya, mereka (mungkin) menganggap hal itu menjadi bagian dari dakwahnya tanpa mempertimbangkan adanya bahaya yang jauh lebih besar dari sikapnya itu. Menyebarkan tanpa terlebih dahulu mengevaluasinya. Sebuah etika yang buruk dalam dunia maya. Justru saya salut dengan sikap ustadz Salim A. Fillah yang telah meng-koordinasikan timnya untuk kroscek langsung ke London, tempat kantor lembaga ini berada.

Apa saja ketidak-jujuran yang disampaikan dalam video tersebut?

Bukti Pertama

Guna memperjelas video campaign-nya, pada tanggal 25 Juli 2012 MMW mengeluarkan press release yang memuat data statistik tentang jumlah rata-rata Muslim Indonesia per tahun yang pindah agama masuk Kristen, yakni 2.014.837 orang, berdasarkan himpunan data dari tahun 2000 sampai 2009. MMW memakai data yang klaimnya berasal dari 4 sumber: World Harvest, Secretbelievers, International Crisis Group (ICG), dan Departemen Agama RI.

Tapi saya ragu terhadap data statistik yang diajukan Save Maryam. Angka 2.014.837 adalah angka yang fantastis! Secara angka sungguh tidak wajar, jauh dari data resmi Sensus Penduduk yang dikeluarkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik), dengan fakta berikut ini:

Rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya (2000-2010):
Total = (237.641.326 – 201.241.999) / 10 = 3.639.933
Islam = (207.176.162 – 177.528.772) / 10 =  2.964.739
Protestan = (16.528.513 – 11.820.075) / 10 =  470.844
Katolik = (6.907.873 – 6.134.902) / 10 =  77.297
Kristen (Protestan + Katolik) = (470.844 + 77.297) =  548.141

Dari tahun 2000 ke 2010, total populasi Indonesia mengalami peningkatan sebesar 3.639.933 per tahun, dimana dalam periode tersebut:

  • Populasi umat Islam meningkat = 2.964.739 per tahun.
  • Populasi umat Kristen meningkat = 548,141 per tahun.

Jika total pemeluk agama Kristen meningkat 548,141 per tahun, bagaimana mungkin ada 2 Juta umat Islam murtad setiap tahunnya? Dan dari 548,141 itu, persentase terbesar tentu saja berasal dari pertambahan alamiah (angka kelahiran). Jadi, pertambahan tahunan yang berasal dari perpindahan dari agama lain bahkan lebih kecil lagi.

Jadi, klaim proyek Save Maryam bahwa 2 juta Muslim Indonesia pindah agama, masuk Kristen, per tahun, sesungguhnya cuma sebuah dusta. Jika mereka berani membesar-besarkan fakta-fakta yang eksak, bagaimana saya dapat percaya bahwa mereka tidak membesar-besarkan fakta-fakta lainnya?

Angka 2 juta yang bombastis itu saya kuatirkan bisa menyulut bibit-bibit xenophobic, yakni kebencian antar warga yang berlebihan. Kebencian yang seharusnya tidak perlu terjadi, karena kenyataannya tidaklah se-fantastis itu angkanya. Yang pada akhirnya kita akan terjebak pada upaya yang kontraprodukif dalam upaya membangun negeri ini. Semangat membangun negeri disusupi dengan semangat saling curiga tingkat tinggi, karena terjadi gap atau benturan yang keras dengan saudara-saudara yang beraliran berbeda. Konflik horisontal semakin meluas.

Bukti Kedua

Mereka meng-klaim di dalam video ini bahwa data yang mereka peroleh bersumber dari International Crisis Group 2012. Faktanya bila Anda pause video tersebut pada menit ke 00:36, Anda akan melihat bagaimana surat itu cuma dibuat-buat. Pada kepala surat tertulis “International Crisis Group”, tetapi jika Anda melihat tanggal di sebelah kiri di bawah tulisan “Public Briefing”, tertulis: “Jakarta/Brussels, 24 November 2012”. Lha saya menulis jurnal ini saja masih di bulan Juli 2012. So, how a letter could be produced for a meeting that is taking place in the future (November 2012)?

Bukti Ketiga

Dalam press release MMW itu ditulis bahwa gerakan mereka sudah didahului riset yang intensif dan ekstensif dengan melibatkan banyak pihak di Indonesia, yakni alim ulama, profesor muslim, wartawan, aktivis muslim, anggota komite masjid, usahawan, dan ummah. Dikatakan bahwa mereka semua melihat bahwa memang sedang terjadi pemurtadan umat Muslim di Indonesia dalam jumlah besar. Mereka juga menyatakan bahwa gerakan mereka untuk mencegah Kristenisasi ini dijalankan dengan kerja sama dengan organisasi Muhammadiyah. Benarkah?

Pada kenyataannya tidak ada official information dari pengurus besar Muhammadiyah di Indonesia seputar kerjasamanya dengan MMW untuk proyek Save Maryam ini. Bahkan Ketua Umum PP Muhammadiyah DIn Syamsudin ketika dikonfirmasi via twitter, beliau menjawab tidak tahu menahu soal ini.

Press release MMW itu ditutup dengan kutipan teks dari Surat Al-Anfal ayat 46, yang mereka tafsirkan: “Jangan berdebat di antaramu sendiri, yang mengakibatkan strategimu gagal dan kekuatanmu menyusut.” Ya, tampaknya MMW menghendaki proyek “Save Maryam” dijalankan tanpa kompromi, tanpa dialog, tanpa debat, dan umat Muslim di seluruh dunia (bukan hanya Indonesia) diminta untuk ikut saja, tanpa terpecah-belah. Sehingga pengumpulan dana berjalan lancar.

Anda-pun juga sepantasnya curiga terhadap kegiatannya yang kelihatannya baik namun dibungkus dengan kebohongan-kebohongan.

Pemurtadan memang nyata terjadi dimana-mana, bukan hanya di Indonesia, di negara lain juga terjadi. Namun kenyataannya angkanya kecil. Begitu juga sebaliknya yang berpindah agama dari Kristen ke Islam, atau ke agama lain. Itu juga terjadi. Saya baca ada media Kristen yang juga mengeluhkan umatnya yang meng-konvert agamanya ke agama lain. Di masjid raya di tempat saya tinggal di setiap malam minggunya selalu saja ada prosesi beberapa Maria yang menjadi Maryam. Jadi, soal perpindahan agama bukan masalah umat Islam saja. Namun demikian, kami umat Islam tetap menganggap bahwa pemurtadan adalah masalah yang serius.

Saya sendiri bertanya, mengapa lembaga asing seperti MMW itu mau ikut campur mengurusi kehidupan umat Muslim Indonesia. Tentu siapapun boleh peduli pada umat Muslim Indonesia, sama seperti Barat juga boleh peduli pada umat Kristen di Indonesia. Tapi, yang saya lihat sebagai persoalannya adalah proyek Save Maryam bisa dikatakan terlalu jauh mencampuri kehidupan umat Muslim Indonesia. Dengan dana sebesar ini, para pelaksana proyek Save Maryam bisa leluasa melakukan apa saja di Indonesia, atau malah tidak melakukan hal apapun setelah mengantongi dana besar itu, seperti kasus Kony 2012 yang saya singgung di atas.

Jurnal ini bisa dibaca lebih detail dalam blog pribadi miliknya di sini: Awas! Proyek “Save Maryam” Mengandung Kebohongan yang memicu Xenophobia dan Disintegrasi Bangsa.

Dalam diskusi komentar di berbagai situs maupun blog akan dijumpai adanya pihak-pihak yang masih yakin bahwa Save Maryam tidak seburuk apa yang dibayangkan, menurut sebagian yang lain kampanye ini adalah benar hanya saja menggunakan cara yang keliru dengan menunjukkan data yang tidak akurat.

Seperti klarifikasi yang dipublish oleh Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR). Klarifikasi itu dibuat oleh Asyari Usman, salah seorang staff BBC di London yang meminta kejelasan langsung ke pihak Mercy Mission di UK.

Salam alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati. Alhamdulillah, kampanye Save Maryam yang sempat menimbulkan reaksi beragam dari kalangan Muslim, sore tadi sudah menjadi sangat jelas; jelas bahwa kampanye itu genuine, asli, otentik.

Sore tadi saya dan Bang Nazarudin berhasil menjumpai salah seorang brother yang aktif di Mercy Mission UK (MM-UK) yang meluncurkan kampanye Save Maryam.

Dalam pertemuan di 233 Central Park Road, London, E6 3EA, Brother Raheem menegaskan bahwa Save Maryam betul merupakan salah satu inisiatif MM-UK. Bukan scam, bukan penipuan, bukan kampanye yang dibuat oleh pihak non-Muslim.

Memang beliau mengakui bahwa lack of consultancy dengan orang Indonesia, terutama yang bermukim di LN, membuat beberapa data di dalam video SM agak berlebihan. Mereka mengatakan, “We don’t know any Indonesian living in the UK whom we can get advice from.”

Poin penting lainnya adalah bahwa video itu bertujuan utk menumbuhkan awareness saja, belum lagi pada tahap implementasi rencana-rencana mereka. Mereka juga menyebutkan kerja sama dengan Muhammadiyah di Indonesia dalam melanacrakan kampanye itu. Kerja sama dg Muhammadiyah ini sempat juga disebut-sebut dalam komunikasi di media sosial, termasuk yang diterima oleh Ustad Salim Fillah via Tweeter.

Insya Allah, besok sore di studio Ramadan TV (di sekitar Wembley), saya dan Bang Nazarudin akan dipertemukan dengan seorang brother lain dari MM-UK yang, menurut Bro Raheem, terlibat langsung dalam menyiapkan SM.

Jadi, insya Allah tidak ada lagi keraguan mengenai otentisitas SM dan juga LSM yang memprakarsainya.

Terlampir foto pertemuan dengan Brother Raheem. Semoga klarifikasi ini menghilangkan keraguan dan kebingungan.

http://emzeth.com/4save.pdf

Wassalam,
Asyari Usman

Meski pada akhirnya, setelah didesak banyak pihak, setelah dihujani berbagai pertanyaan banyak pihak, dan setelah dimintai keterangan oleh banyak pihak, pihak Save Maryam memberikan keterangannya terkait orisinalitas gerakan ini, namun tetap perlu ada klarifikasi yang lebih besar mengingat video dengan data-data yang begitu mencolok itu telah tersebar ke berbagai pihak, berbagai negara, berbagai bahasa, dan berbagai agama. Tidak hanya mengklarifikasi bahwa gerakan ini benar, tapi juga harus ada pertanggungjawaban data yang bombastis ini.

Seolah-olah ribuan dai muslim yang bersusah masuk ke pelosok Indonesia tidak ada artinya, seolah nama organisasi besar seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah juga ormas-ormas lain tidak memperhatikan negaranya sendiri.

Ramadhan ini, umat Islam sedang mendapatkan salah satu ujian terbesarnya. Ada saudara kita di Myanmar yang menjadi korban diskriminasi, ribuan meninggal dan ratusan ribu lainnya terkatung-katung tidak jelas nasibnya. Lebih dari 20.000 muslim menjadi korban pembantaian di Suriah. Masih banyak juga yang lain di Palestina, Pattani, Irak, Afghanistan, dan lain-lain.

Kecewa adalah sikap yang wajar, marah juga manusiawi, tapi setidaknya selain kecewa dan marah, kita juga mencoba untuk mengambil hikmah atas permasalahan ini. Salah satunya adalah menahan diri untuk tidak mengutuk berlebihan, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok.

Poin utama yang bisa kita ambil dari kejadian ini; Suatu kebaikan jika disampaikan dengan cara yang keliru, justru akan menimbulkan masalah baru.

Wallahua’lam.